Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 27 Maret 2011

Tauladan dari Anak Jalanan


Apa yang terlintas dalam pikiran kawan-kawan semua ketika kita melihat anak jalanan?
Kadang pikiran kita terlalu sempit untuk menilai mereka. Mungkin bila kita melihat anak jalanan yang selalu ada di benak kita, mereka adalah anak yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Sebenarnya banyak contoh kebaikan yang bisa kita ambil dari mereka. Kita bukan saja diajarkan tentang pentinganya arti sebuah kehidupan dan rasa syukur, melainkan bagaimana kita bisa mengaplikasikan hal-hal kecil yang berguna bagi kita.

Kawan, siang itu terik matahari begitu menyengat hingga membakar pori-pori. Kejadian yang memang tidak adil. Anak jalanan menikmati sengatan matahari tanpa peneduh, sambil mencari sisa-sisa sampah yang kiranya masih berguna untuk dijual karena berharap diperempatan bukan uang receh yang didapatkan, tapi tak lebih hati yang sakit melihat ketidakadilan. Sampah bagi kita termasuk hal yang tidak berguna, sehingga membuat kita tak pernah terbesit untuk memikirkan dampaknya.

Jauh dari perempatan jalan ada sebuah mobil keluaran terbaru, mewah berisi penuh orang didalamnya sedang bercanda ria. (Saya rasa ini satu keluarga yang mau mengadakan weekend). Di dekat perempatan lampu merah, dengan ringan tangan dalam mobil itu membuang sampah (botol air minum) keluar. Hal ini memancing semua pengendara disampingnya untuk marah. Tapi, anak jalanan tersebut hanya melemparkan senyum dan memungut sampah tersebut.

Kawan, itu hanya sebagian kecil kebaikan dari anak jalanan. Namun, bagi saya ini adalah pukulan telak bagi orang yang menganggap anak jalanan itu adalah anak yang kumuh, kotor, dan identik dengan hal-hal yang negatif. Mereka memang kumuh, kotor, dll tetapi mereka tau bagaimana merawat lingkungan disekitarnya dalam hal ini sampah. Lantas bagaimana dengan diri kita, yang katanya lebih sedikit bersih dari mereka???

Kawanku, marilah untuk saat ini kita introspeksi diri. Kisah diatas mengingatkan kita pada sesuatu yg kecil tapi dampaknya begitu besar, yaitu sampah. Kita tahu bahwa permasalahan sampah tidak akan selesai, apalagi kebutuhan kita (manusia) terus meningkat, tapi kita lebih baik pura2 untuk tidak tahu. Kalau sampah tidak di kelola dengan baik salah satu dampak terburuk yaitu pada kesehatan. Kita juga tahu sekarang ini musim berganti tak tentu, puanas-dingin. Ini juga termasuk dampak dari tumpukan sampah kawan.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ar-Ruum (31): 41

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagian dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Al-Qashash (28): 77

Kalau anak jalanan saja bisa kenapa kita tidak bisa yang notabene lebih sedikit baik dari mereka. Jangan hanya sekedar tahu saja kawan, tapi mari kita realisasikan dengan langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan bumi kita. Kita buktikan, apakah kita atau anak jalanan yang akan lebih pantas menerima sematan orang kotor, kumuh bahkan sampah???


http://www.facebook.com/notes/melati/tauladan-dari-anak-jalanan/192194120818971