Dua orang peneliti biologi sedang
mengadakan penelitian lapangan.
Pada sebuah pohon seorang di antara
mereka menemukan ulat hijau pemakan daun.
"Hei lihat, ada ulat hijau.
Kamu tahu kan ulat ini mengandung banyak protein. Nah kalau kamu berani makan
ulat ini, saya akan bayar 1 juta rupiah," seru peneliti pertama menantang
temannya adu nyali.
Mendengar tantangan tersebut
peneliti kedua balik menantang," Kamu saja yang makan, aku bayar dua
juta!"
Tanpa diduga peneliti pertama malah
tak gentar, ia segera makan ulat tersebut sekalipun menahan muntah. Selesai
memaksakan diri menelan ulat tersebut, ia menagih uangnya.
Dengan berat hati peneliti kedua
mengeluarkan dua juta yang baru saja diterimanya sebagai bayaran proyek
penelitian.
Tak lama kemudian mereka melihat
lagi seekor ulat yang sama.
Peneliti pertama, menantang lagi
peneliti kedua.
"Ayo, kalau kamu berani makan
ulat seperti aku, aku bayar 2 juta juga," tantangnya.
Kali ini peneliti kedua tak mau
kalah ia segera mengambil ulat dan melahapnya. Lalu ia meminta bayaran dua
juta.
Impas keduanya sama-sama dapat dua
juta.
Lalu keduanya diam, rasanya ada yang
salah.
Peneliti pertama berkata." Kita
bodoh juga ya, kita sama-sama menyiksa diri memakan ulat tapi tidak ada satupun
dari kita yang bertambah kaya"
"Betul juga, uang kita tetap
padahal kita sudah melakukan sesuatu yang sangat menantang!" jawab
peneliti kedua.
Keduanya lalu sadar baru saja
melakukan hal yang sia-sia.
Pernahkan Anda mengalami hal seperti
ini?
Anda melakukan sesuatu, Anda merasa
berbuat sesuatu, padahal kembali pada kondisi yang itu-itu juga.
Misalnya ada orang yang mendapat
proyek penelitian senilai 2 juta.
Tapi untuk mengerjakan proyek
tersebut ia harus membayar peneliti, ongkos ke sana kemari dan setelah dihitung
total uang yang dihabiskan juga 2 juta. Secara finansial kerjanya sia-sia dan
sebenarnya rugi waktu.
Ada juga orang yang ketinggalan
barang ketika belanja di minimarket. Ia baru saja sadar sabun ketinggalan di
supermarket setelah sampai rumah. Lumayan harganya 8 ribu. Lalu ia menyuruh
pembantu naik ojeg mengambil sabun tersebut. Padahal ongkos ojegnya saja bolak
balik juga 10 ribu. Justru malah rugi. Sedangkan kalau pembantu disuruh beli di
warung dekat rumah ruginya lebih sedikit.
Seringkali kita terjebak pada
situasi yang membuat kita melakukan perbuatan yang kelihatannya menghasilkan
seuatu padahal tidak menghasilkan apa-apa malah kadang merugi.
Karena itu pikir matang-matang
segala tindakan Anda sehingga tidak terjebak pada perbuatan sia-sia atau malah
merugi.