Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 16 Januari 2011

Hei, Bangun Masa Depanmu! [ Part #1 ]


"Masa muda, masa yang berapi-api," kata Ikal, ketika Pak Balia menyuruhnya mengatakan kata motivasi dikelasnya.
Hm, saya pribadi, setuju sekali dengan pilihan kata itu -kalimat yang ia ambil dari penyanyi beken Indonesia, H. Rhoma Irama. Ya, karena saya sekarang sedang memasuki masa itu!


Hm, ikuti loncat pikir saya tentang masa muda, loncat pikir tentang masa depan.
###
Menurut pepatah Arab, 'Syubbanul yaum, rijalul ghad,' pemuda masa kini, adalah pemimpin masa depan.
Yap, kamu adalah calon pemimpin dimasa depan!
Tentu saja, kata 'pemimpin' tak harus selalu dibelokkan artinya pada presiden, menteri, anggota dewan, atau malah ketua umum PBB. Apapun yang terjadi, kamu adalah pemimpin dimasa depan: jika bukan memimpin rakyat dengan dirimu sebagai panutan -meski tanpa jabatan, kamu adalah calon peminpin keluargamu, pemimpin keturunanmu, dan pemimpin bagi dirimu sendiri untuk mengarungi lautan hidup!
Nah, pepatan tadi, secata implisit menyampaikan pesan pada kita, jika kita adalah pemimpin masa depan, maka sekarang, disaat kita masih muda, adalah kesempatan terbaik untuk mempersiapkan kepemimpinan dimasa depan!
Ayolah, sahabat. Jangan sia-siakan kesempatanmu untuk menyiapkan dirimu sebagai pemimpin kelak. Tentu saja, semua kepemimpinan mengemban tugas kehidupan yang harus dipertanggung-jawabkan kelak dihadapan Allah. Nah, apakah kita ingin mempertanggung-jawabkan hasil kepemimpinan yang baik dihadapanNya, atau sebaliknya? Terserah kamu! Menurut Rasulullah, artinya, "Dan setiap pemimpin, akan dimintai pertanggung-jawaban (kelak dihadapan Allah) tentang kepemimpinannya."
Nah, sudah siap jadi pemimpin?
###
Tapi, fenomena yang terpampang didepan mata kita sungguh sedang mengatakan fakta yang lain: pemuda muslim kini sangat jauh dari harapan, sangat jauh dari kemungkinan bahwa dia adalah pemimpin yang baik dimasa depan! Mayoritas dari pemuda muslim, kini sedang bergelimang kesenangan sesaat yang membuat ia lupa untuk mempersiapkan masa depan!
Terserah, lah, jika disana ada sebagian orang yang menganggap saya 'pesimis' karena penilaian yang terkesan 'tak mempunyai harapan' ini, atau pula jika disana ada yang menganggap saya 'anarkis' karena memukul rata penilaian pemuda muslim dengan nilai jeblok; terserah, karena memang inilah yang ada dihadapan kita, sekarang!
Tapi, jujur saja, saya pribadi sebenarnya merasa lebih kesal lagi saat melihat fakta ini: karena saya sendiri pun masuk didalam fenomena itu!


Setelah memikirkannya, setidaknya ada dua masalah paling mendasar yang membuat kita, pemuda-pemudi muslim, dinilai tak diharapkan untuk memimpin masa depan. Dua masalah itu, adalah karena mereka melalaikan dua hal penting dalam kehidupan masa muda:
Satu: Tahdid alhadaf, menentukan tujuan.
Dua: mil' alfaragh, mengisi waktu luang.
Kedua hal itu sangat berubungan erat, dan tidak maksimalnya kedua hal itu, akan berakibat langsung pada hasil akhir masa depan kita!
Ambil saja contoh, jika kamu sedang terpikirkan untuk mencapai nilai tinggi di akademi, maka kamu akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya, dan kamu akan mengatur waktu sebaik mungkin, untuk mendapatkan nilai istimewa itu!
Ya, keinginan dan usahamu mencapai nilai tinggi, berarti kamu telah memaksimalkan point pertama: tahdid alhadaf. Dan manajemen waktu yang kamu lakukan demi merealisasikan tujuan, adalah bentuk pemaksimalan point kedua: mil' alfaragh! Tentu saja, dengan pemaksimalan kedua point tersebut, kamu insya Allah akan mendapatkan hasil yang kamu inginkan dengan sempurna, atau minimal, mendekati sempurna.
Sungguh berbeda dengan seseorang, ketika ia tak memaksimalkan dua point diatas. Orang yang tak mempunyai kejelasan misi tujuan hidup, akan bergerak pada hal yang ia inginkan diwaktu itu saja: misalnya, ketika ia ingin merasakan serunya pasar malam minggu, ia akan berusaha untuk merasakannya. Ia tak mempunyai rencana jangka panjang demi masa depannya. Karena itu, ia tak mempunyai kegiatan sama sekali untuk membangun masa depan! Nah, jika begitu, ketika ia menemukan waktu luang, maka ia akan menganggapnya sebagai 'waktu menikmati kesantaian', atau menikmatinya sebagai 'waktu istirahat dari lelah'. Hei, tipe manusia seperti ini, mempunyai masa depan buram!
Ayolah, sahabat. Percayalah! Kamu ambil saja pelajaran dari pahlawan-pahlawan negeri tercinta kita, semisal: Bung Karno, Bung Hatta, Pattimura, Sisingamangaraja XI, Kartini, Cut Nyak Dien, Rasuna Said, atau yang lainnya. Ya, ketika mereka seusia dengan kita sekarang ini, tak ada cerita bahwa mereka bersantai-santai. Mereka menelan sebanyak mungkin pengalaman dan pelajaran kehidupan dihadapan mereka, untuk mereka perjuangkan dimasa depan ketika mereka menjadi pemimpin. Dan hasilnya bisa kamu saksikan: kemerdekaan Indonesia! Bahkan, buah jerih mereka bukan mereka saja yang menikmati, tapi kita!
Ok, memang ada sebagian pahlawan yang tak merasakan manis buah perjuangan mereka semasa hidup. Tapi, jangan salah sangka: tongkat estafet pengalaman masa muda yang mereka terapkan ketika menjadi pemimpin, diserahkan pada para pemuda disetelah mereka, hingga Indonesia pun merdeka!


Ya, kiaskan saja segala macam cita-cita dan tujuan hidupmu pada kisah mereka. Dan, dengan semangat juangmu menuju impian, kelak kamu akan meraih impian itu.
Nah, kamu sudah menyadari betapa penting tahdid alhadaf dan mil alfaragh untuk masa depan kita, kan?
###
Saya pribadi berpendapat, bahwa pemaksimalan dua point penting diatas, adalah usaha kita untuk membangun masa depan kita.
Ok, saya sadar bahwa masa depan hanya ada dalam KekuasaanNya saja, kita tak mengerti bagaimana masa depan kita. Tapi, bukan berarti, kita hanya berpangku tangan! Kita tetap mempunyai dan berkesempatan untuk membangun masa depan kita sendiri!
Setidaknya, saya menyandarkannya pada dua hadits. Satu, hadits yang dikatakan Rasulullah, bahwa Allah berkata, yang artinya, "Aku berada pada prasangka hamba-Ku," yang bermaksud bahwa Dia akan merealisasikan apa yang ada dalam prasangka hamba-hambaNya. Jika seorang hamba berprasangka baik, maka ia akan menemukan kebaikan dariNya, begitu pula sebaliknya. Dari sinilah, kamu harus memaksimalkan point pertama: tahdid alhadaf! Karena insya Allah, Dia akan merealisasikan tujuan hidupmu.
Dua, karena Rasulullah bersabda, yang artinya, "Setiap orang akan dipermudah untuk (mencapai) perkara yang ditentukan (oleh Allah) bagi dirinya." Nah, dengan inilah, kamu kudu memaksimalkan point kedua: mil' alfaragh, agar kamu dimudahkan untuk menuju dan meraih impianmu! Kamu harua berusaha memanajemen waktumu, sebaik mungkin!
###
Ok, itu jika kita membahas masa depan kehidupan duniawi kita. Disisi lain, kita harus tetap sadar bahwa disana ada masa depan yang lebih jauh dan lebih nyata plus hakiki, masa depan yang bernama akhirat dan hanya mempunyai dua pilihan: surga atau neraka. Jika memang seseorang tercipta untuk menjadi penghuni surga, ia akan dipermudah untuk mencapai hal itu.
Nah, untuk membangun masa depan, jangan lupa juga untuk mempersiapkan masa depanmu yang lebih jauh! Dan, semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuni surga, amin.
###
Kembali ke pembahasan masa depan kehidupan dunia. Saya sudah berbusa-busa menekankan dua point: tahdid alhadaf dan mil' alfaragh. Tentu saja, untuk memaksimalkannya, ada cara-caranya!


Saya menyuguhkan empat langkah besar untuk memaksimalkan dua point tersebut: Ifham, Qaddir, Thabbiq, dan Naffidz.
Apa itu?

Tunggu part kedua!


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/hei-bangun-masa-depanmu-part-1-/10150115858246042