Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 14 Desember 2010

Menghidupkan Sunnah Nabi yg Kian Terasing


oleh Ar-Rojul Al-Majhul


Menghidupkan Sunnah Nabi yg Kian Terasing

Penulis Al Ustadz Qomar Suaidi Lc
Dahulu Rasulullah pernah mewasiatkan umat agar berpegang dgn kuat pada ajaran beliau. Namun kini umat lbh banyak yg meninggalkan ajaran nabi meski di sana menanti adzab yg keras dari Allah.
Sunnah Nabi sebuah istilah yg kerap kita mendengarnya. Bahkan sering pula mengucapkan krn Sunnah adl sesuatu yg menjadi landasan hidup kita sebagai penganut ajaran Islam. Kita semua sepakat utk menjunjung tinggi dan mengagungkan Sunnah dan bersepakat pula bahwa yg merendahkan berarti menghinakan Islam dan ajaran Nabi.
Namun jika kita menengok realita yg ada apa yg dilakukan kaum muslimin dlm mengagungkan Sunnah Nabi nampak sudah jauh dari yg semestinya. Bahkan keadaan sangat parah.


Tidak tanggung-tanggung di antara mereka ada yg menolak dgn terus-terang Sunnah yg tdk mutawatir1 dan mengatakan hadits ahad bukan hujjah dlm masalah akidah.
Ada pula yg menolak dan mengingkari Sunnah Nabi secara total dgn berkedok mengikuti Al Qur’an saja. Padahal Al Qur’an tdk mungkin dipisahkan dari Sunnah. Al Qur’an memerintahkan utk mengambil apa saja yg datang dari Nabi yaitu Sunnahnya.
Bentuk yg lbh parah dari ‘sekedar’ menolak adl mengolok-olok Sunnah dan orang2 yg mencoba berjalan di atasnya. Ada pula yg dgn terang-terangan menolak hadits Nabi krn dinilai tdk sesuai dgn akal.
Sangat disayangkan sikap-sikap seperti ini justru sering dimiliki oleh orang2 yg terjun ke kancah dakwah. Padahal lisan mereka juga mengatakan bahwa kita wajib mengagungkan Sunnah.
Mengagungkan Sunnah adl perkara yg besar dan bukan sekedar isapan jempol. Ia butuh bukti nyata dan praktek dlm kehidupan. Namun kini keadaan justru sebalik banyak orang menolaknya.
Nabi telah mengisyaratkan akan datang keadaan ini:
“Sungguh-sungguh aku akan dapati salah seorang dari kalian bertelekan di atas dipan datang kepada sebuah perintah dari perintahku atau larangan dari laranganku lalu dia mangatakan: ‘Saya tdk tahu itu apa yg kami dapatkan dlm kitab Allah yg kami ikuti.’”{Shahih HR Ahmad Abu Dawud At Tirmidzi dari Abu Rafi’ dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dlm Shahihul Jami’ 7172)

Makna Sunnah Nabi
Yang dimaksud dgn Sunnah Nabi adl petunjuk dan jalan yg ditempuh oleh Rasulullah  shallallahu'alaihi wasallam. Di dalm mencakup perkara-perkara yg hukum wajib maupun sunnah yg berkaitan dgn akidah maupun ibadah dan yg berkaitan dgn muamalah maupun akhlak.
Para ulama Salaf mengatakan bahwa Sunnah arti mengamalkan Al Qur’an dan hadits serta mengikuti para pendahulu yg shalih serta ber-ittiba’ dgn jejak mereka.
Ibnu Rajab menjelaskan bahwa yg dimaksud dgn As Sunnah pada asal adl jalan yg ditempuh dan itu meliputi sikap berpegang teguh dgn apa yg dijalani oleh Nabi dan para khalifah baik keyakinan amalan maupun ucapan. Dan inilah makna As Sunnah secara sempurna.



Itulah yg kami maksud dlm pembahasan ini sehingga kami tdk terpaku pada istilah Sunnah menurut ahli fikih atau sunnah menurut ahli ushul fikih atau Sunnah dlm arti akidah tetapi mencakup itu semua.
Sebagaimana tersebut dlm hadits Nabi:“Wajib atas kalian berpegang dgn Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin”{Shahih HR Ahmad Abu Dawud dan At Tirmidzi dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dlm Shahihul Jami’ 2549)
Perintah Memuliakan SunnahAllah berfirman “Dan apa yg diberikan Rasul kepada kalian mk ambillah sedang apa yg beliau larang dari mk berhentilah.”
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan: “Perintah ini mencakup prinsip-prinsip agama dan cabang-cabang baik lahir maupun batin dan bahwa yg dibawa oleh Rasul mk tiap hamba harus menerima dan tdk halal menyelisihinya. Apa saja yg disebut oleh Rasul seperti apa yg disebut oleh Allah tdk ada alasan bagi seorangpun utk meninggalkan dan tdk boleh mendahulukan ucapan siapapun atas ucapan Rasul.
”“Barangsiapa yg mentaati Rasul berarti ia mentaati Allah.”
Maksud tiap orang yg taat kepada Rasul dlm perintah dan larangan berarti ia taat kepada Allah krn Nabi tdk memerintah atau melarang kecuali dgn perintah dari Allah. Ini berarti pula terlindungi Nabi dari kesalahan krn Allah memerintahkan kita utk taat kepada secara mutlak. Kalau seandai beliau tdk ma’shum pada apa yg beliau sampaikan dari Allah tentu Allah tdk akan memerintahkan taat kepada secara mutlak dan tdk memujinya.
“Dan tidaklah ada pilihan bagi seorang mukmin atau mukminah jika Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan sebuah perkara pada urusan mereka.”
Ibnu Katsir mengatakan: “Ayat ini umum pada seluruh perkara yaitu jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan hukum sebuah perkara mk tdk boleh bagi seorangpun utk menyelisihinya. Tidak ada peluang pilihan ide atau pendapat bagi siapapun di sini.”
Ketiga ayat ini menunjukkan secara jelas bagaimana semesti kita menempatkan Sunnah Nabi yakni wajib mengambil dan merupakan keharusan yg tdk ada tawar-menawar lagi. Kemudian menjadikan Sunnah tersebut sebagai pedoman dlm melangkah melakukan ketaatan kepada Allah. Hal itu krn Allah jadikan Nabi-Nya sebagai penjelas Al Qur’an sebagaimana dlm firman-Nya:
“Dan kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar engkau terangkan kepada manusia apa yg diturunkan kepada mereka.”
Selanjut kita lihat bagaimana hadits-hadits yg memerintahkan utk mengikuti Sunnah di antaranya:Dari Al Irbadh bin Sariyah ia berkata:


“Rasulullah memberikan sebuah nasehat kepada kami dgn nasehat yg sangat mengena hati menjadi gemetar dan matapun menderaikan air mata karena mk kami katakan:’ Wahai Rasullullah seolah-olah ini nasehat perpisahan mk berikan wasiat kepada kami’ lalu beliau katakan: ‘Saya wasiatkan kalian utk bertakwa kepada Allah mendengar dan taat walaupun yg memimpin kalian adl seorang budak krn sesungguh barangsiapa yg hidup sepeninggalku ia akan melihat perbedaan yg banyak mk wajib atas kalian bepegang teguh dgn Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin gigitlah dgn gigi-gigi geraham kalian dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yg baru krn sesungguh semua bid’ah itu sesat.”
Demikian Nabi mewasiatkan kepada para sahabat beberapa wasiat penting di antara perintah utk berpegang teguh dgn Sunnah dan Sunnah para Khulafa Ar Rasyidin. Bahkan beliau menyuruh utk menggigit dgn gigi kita yg paling kuat. Di masa sahabat saja Rasulullah telah berwasiat demikian lebih-lebih di zaman sepeninggal beliau di mana kondisi masyarakat dari sisi keagamaan semakin buruk dgn muncul berbagai perselisihan dan bid’ah pada perkara-perkara yg prinsipil.
Datang beberapa orang kepada istri Nabi menanyakan amalan yg dilakukan oleh Nabi di saat sendirian. Setelah mendengar jawaban merekapun menganggap diri mereka sangat jauh dari apa yg dilakukan oleh Nabi sehingga masing-masing menetapkan azamnya.
Salah satu dari mereka berkata: “Saya tdk akan menikahi wanita.” Yang lain mengatakan: “Saya tdk akan makan daging” dan yg lain mengatakan: “Saya tdk akan tidur di kasur.” Sampailah berita itu kepada Nabi mk beliaupun berpidato dgn memuji Allah dan menyanjung-Nya lantas berkata:
“Mengapa ada orang–orang yg mengatakan demikian dan demikian saya bangun shalat malam dan saya juga tidur saya puasa dan saya terkadang tdk berpuasa dan saya juga menikahi wanita. mk barangsiapa yg tdk suka dgn Sunnahku dia bukan dari golonganku.”
Coba kita amati kisah ini. Beberapa sahabat datang dgn maksud baik lalu mereka berazam utk meninggalkan beberapa keni’matan dgn tujuan memperbanyak ibadah sehingga bisa mendekati amalan Nabi. Namun pada niatan itu mengakibatkan ditinggalkan beberapa Sunnah petunjuk dan jalan Nabi yaitu menikah memberikan hak jasmani dgn tdk puasa tiap hari dan tdk bangun sepanjang malam walaupun utk ibadah.
Maka Nabi menganggap hal itu tdk baik sehingga mengatakan: “Barangsiapa yng benci terhadap Sunnahku mk bukan dari golonganku.”
Sekedar niat baik saja tdk cukup bila tanpa disertai cara yg baik pula. Kalau keadaan mereka saja seperti ini lalu bagaimana dgn yg sengaja meninggalkan Sunnah Nabi dgn niat jelek? Lalu bagaimana lagi yg menghina Sunnah Nabi atau bahkan mengingkarinya?!


Demikian ayat dan hadits mendudukkan Sunnah Nabi yaitu pada tinggkat yg sangat tinggi. Oleh karena kita dapati para sahabat Nabi benar-benar menghargai dan menjadikan sebagai panutan hidup bahkan sangat takut jikalau mereka menyelisihi Sunnah sehingga menyebabkan sesat mereka dari jalan yg lurus.
Kita dapati Abu Bakar Ash Shiddiq mengatakan: “Saya tdk meninggalkan sesuatu yg Rasulullah melakukan kecuali aku pasti melakukan juga dan saya takut jika saya tinggalkan sesuatu dari lalu saya sesat.”
Wahai saudarakuorang yg paling jujur khawatir terhadap diri utk tersesat jika menyelisihi sesuatu dari jalan Nabi. mk bagaimana jadi dgn sebuah jaman yg penduduk mengolok-olok Nabi mereka dan perintah-perintah bahkan berbangga dgn menyelisihi dan mengolok-oloknya.
Kami memohon kepada Allah perlindungan dari perbuatan salah dan memohon keselamatan dari amal yg jelek. Demikian dikatakan oleh Ibnu Baththah seorang ulama akidah yg hidup pada abad keempat hijriyah dlm kitab Al Ibanah1/246 dan Ta’dhimus Sunnah 24.
Lalu bagaimana jika beliau hidup di jaman kita? Apa yg kira-kira akan beliau katakan?
Seorang tabi’in bernama Abu Qilabah mengatakan: “Jika kamu ajak bicara seseorang dgn Sunnah lalu dia mengatakan: ‘Tinggalkan kami dari ini dan datangkan Kitabullah.’ mk ketahuilah bahwa dia sesat.”
Demikian pula yg enggan menerima Sunnah Nabi krn lbh cenderung kepada pendapat seseorang mk dia berada dlm bahaya besar.
Seperti dikatakan Abdullah bin Abas ketika datang kepada seseorang yg yg seolah-olah mengadu Sunnah Nabi dgn pendapat Abu Bakar dan Umar mk Abdulllah bin Abbas mengatakan:
“Hampir-hampir turun kepada kalian bebatuan dari langit aku katakan Rasullullah berkata demikian dan kalian katakan berkata Abu Bakar dan Umar demikian?!”
Maka sangat mengherankan kalau seseorang tahu Sunnah lalu meninggalkan dan mengambil pendapat yg lain sebagaimana dialami oleh Imam Ahmad:
“Saya merasa heran dari sebuah kaum yg tahu sanad hadits dan keshahihan lalu pergi kepada pendapat Sufyan padahal Allah berfirman mk hendaklah berhati-hati orang yg menyelisihi perintah Rasul-Nya utk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yg pedih . Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adl syirik.” .
Demikian pula suatu saat Imam Syafi’i dita tentang sebuah masalah mk beliau mengatakan bahwa dlm masalah ini diriwayatkan demikian dan demikian dari Nabi.


mk si pena mengatakan: “Wahai Imam Syafi’i apakah engkau berpendapat sesuai dgn hadits itu?”
mk beliau langsung gemetar lalu mengatakan: “Wahai bumi mana yg akan membawaku dan langit mana yg akan menaungiku jika aku riwayatkan hadits dari Nabi kemudian aku tdk memakainya?! Tentu hadits itu di atas pendengaran dan penglihatanku.” .
Dalam kesempatan lain beliau dita dgn pertanyaan yg mirip lalu beliau gemetar dan menjawab: “Apakah engkau melihat aku seorang Nasrani?
Apakah kau melihat aku keluar dari gereja? Ataukah engkau melihat aku memakai ikat di tengah badanku ? Saya meriwayatkan hadits dari Nabi lalu saya tdk mengambil sebagai pendapat saya?!”
Demikian tinggi nilai Sunnah Nabi dlm dada mereka sehingga rasa sangat mustahil mereka meninggalkannya. Bahkan tdk terbayang ada seorang muslim yg berani meninggalkan Sunnah Nabi yg telah diketahui.
Pahala bagi Orang yg Berpegang dgn Sunnah NabiKarena penting mengagungkan Sunnah Nabi sekaligus berat tantangan bagi yg mengagungkan mk Allah sediakan pahala yg besar bagi mereka yg berpegang teguh dengan dan menjunjung tinggi-tinggi. dlm sebuah hadits disebutkan:
“Sesungguh di belakang kalian ada hari-hari kesabaran kesabaran di hari itu seperti menggenggam bara api bagi yg beramal pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh.” Seseorang bertanya: “Limapuluh dari mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Pahala limapuluh dari kalian.”
Dalam hadits yg lain Nabi bersabda:“Sesungguh Islam berawal dgn keasingan dan akan kembali kepada keasingan sebagaimana awal mk maka bergembiralah bagi orang2 yg asing.”
Rasulullah ditanya: “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “Yaitu yg melakukan perbaikan ketika manusia rusak.”
Demikian pula Allah menjamin hidayah bagi orang2 yg mengikuti Nabi dlm firman-Nya:“Dan jika kalian mentaati niscaya kalian akan mendapatkan hidayah.”
Hidayah utk menempuh jalan yg lurus baik dgn ucapan atau perbuatan di mana tdk ada jalan menuju kepada hidayah kecuali dgn taat kepada Rasulullah. Adapun tanpa itu mk tdk mungkin bahkan mustahil .
Semakna dgn ayat itu hadits Nabi yg berbunyi:


“Sesungguh tiap amalan itu ada masa giat dan tiap giat itu ada masa jenuh mk barangsiapa yg jenuh itu kepada Sunnahku berarti ia mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yg masa jenuh itu kepada selain mk ia binasa.”
Selama seseorang berada di atas Sunnah Nabi mk dia tetap berada di atas istiqamah. Sebalik jika tdk demikian berarti ia telah melenceng dari jalan yg lurus sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Umar:
“Manusia tetap berada di atas jalan yg lurus selama mereka mengikuti jejak Nabi.” .
‘Urwah mengatakan: “Mengikuti Sunnah-Sunnah Nabi adl tonggak penegak agama.”
Seorang tabi’in bernama Ibnu Sirin mengatakan: “Dahulu mereka mengatakan: selama seseorang berada di atas jejak Nabi mk dia berada di atas jalan yg lurus.”
keterangan:
———–1 Hadits mutawatir adl hadits yg diriwayatkan oleh para rawi dlm jumlah yg banyak dan mustahil mereka sepakat utk berdusta atau kebetulan sama-sama berdusta sedang hadits ahad adl yg selain itu. Ahlussunnah berpendapat bahwa hadits ahad yg shahih harus diterima dan diamalkan.
Sumber: www.asysyariah.com


http://www.facebook.com/notes/melati/menghidupkan-sunnah-nabi-yg-kian-terasing/168124543225929