Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Senin, 15 November 2010

Hikmah yang Tersirat


 Anda pasti tau Kholifah Harun Ar-Rasyid. beliau adalah salah satu Kholifah dari Bani Abbasiyah yang masyhur karena kesuksesannya dalam kepemimpinan dan perluasan daerah kekuasaan Islam.
di suatu hari beliau mengalami kegundahan hati, sehingga beliau merasa tidak tenang dan bahagia. kemudian dia memanggil penasehat spiritualnya yang bernama ibnu asyiqi.
ketika penasehat tersebut datang, penasehat bertanya tentang ada perihal apa sehingga Raja Harun Ar-Rasyid memanggilnya, kemudian Raja Harun Ar-Rasyid menceritakan tentang kegundahannya.
Raja mengungkapkan bahwa beliau merasa tidak bahagia dan tenang, penasehatnya pun kaget, di dalam benaknya bagaimana mungkin seorang raja yang memiliki kekuasaan dan memiliki kekayaan yang melimpah tidak hidup bahagia dan tenang?. kemudian penasehat tersebut berkata :
Penasehat : wahai raja, saya akan memberikan nasehat kepada anda akan tetapi sebelumnya saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, apakah anda bersedia?
Raja Harun Ar-Rasyid : aku bersedia!


Penasehat : wahai raja, andaikan anda melakukan perjalanan di tengah-tengah gurun pasir, di tengah-tengah perjalanan tersebut anda merasa lelah sekali dan merasa haus, kemudian anda mengambil perbekalan air yang anda bawa, akan tetapi perbekalan air tersebut telah habis anda minum di saat perjalanan tadi, sehingga anda sangat merasa bertambah haus. kemudian anda bertemu dengan seseorang yang membawa air, apa yang akan anda lakukan?
Raja Harun Ar-Rasyid : aku akan merebutnya!
Penasehat : bukankah perbuatan tersebut adalah larangan agama? mengambil yang bukan hak kita?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya, engkau benar. kalau begitu aku akan membelinya!
Penasehat : jadi anda benar-benar akan membelinya?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya!
Penasehat : jika orang tersebut meminta harga yang lebih mahal, seperti dia akan memberikan air satu gelas dengan seharga satu kerajaan yang anda miliki?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya, aku akan bayar dengan kerajaanku. karena apalah artinya sebuah kerajaan jika aku kehausan dan menjadi tidak berdaya. aku akan membayarnya dan aku akan meminumnya sehingga aku bisa meneruskan hidupku!
Penasehat : baiklah. saya akan mengajukan pertanyaan lagi, apakah anda bersedia?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya, aku bersedia!
Penasehat : jikalau anda sakit tidak bisa kencing, sedangkan para tabib yang anda panggil tidak ada yang bisa memberikan obat yang dapat menyembuhkan anda. tapi ada seorang tabib yang memiliki obat yang dapat menyembuhkan penyakit anda tersebut, dan obat yang dijualnya tersebut sangatlah mahal, yakni seharga kerajaan anda, apakah anda akan membayarnya?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya, aku akan membayarnya dengan kerajaanku. apalah artinya sebuah kerajaan jika aku terus kesakitan dengan penyakitku. aku akan membayarnya dan setelah sehat aku akan meneruskan hidupku dengan kesehatanku.
Penasehat : baiklah. saya akan mengajukan pertanyaan lagi, apakah anda bersedia?
Raja Harun Ar-Rasyid : ya, aku bersedia!



Penasehat : bagaimana anda akan membayar keduanya sekaligus, padahal kerajaan anda hanya satu, anda tidak memiliki dua kerajaan, bagaimana dengan begitu?
Raja Harun Ar-Rasyid : (diam, tidak bisa menjawab)
Penasehat : wahai tuanku, dari pertanyaan-perntanyaan yang saya ajukan tadi, tidaklah ada niatan ingin mengecilkan hati tuan. saya hanya ingin mengatakan bahwa apalah artinya sebuah kerajaan dan kekuasaan dengan sebuah kesehatan dan nikmat yang diberikan oleh Allah! wahai tuanku, ada dua hal yang harus anda pahami agar anda bisa bahagia, yang pertama adalah menysukuri apa yang di anugerahkan oleh Allah kepada tuan dan yang kedua adalah dunia yang telah diciptakan oleh Allah itu semua adalah nikmat.
dari cerita di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa, apa yang ada pada diri kita itulah nikmat yang harus kita syukuri, kesehatan, akal, bernafas, melihat, mendengarkan, pakaian dan sebagainya itu merupakan nikmat Allah. akan tetapi kecenderungan manusia adalah lupa bersyukur atas apa yang telah ada pada dirinya, dia akan bersyukur ketika dia baru memperoleh apa yang ia inginkan.
pada saat puasa, apa yang berharga menurut anda ketika berpuasa?ketika anda berbuka? tentu anda akan mengatakan bahwa meminum segelas air dan memakan sepiring nasi adalah sesuatu yang sangat berharga. tidak kah anda merasa bahwa Allah mengajarkan kita bahwa apa yang ada pada diri kita selama ini adalah nikmat yang sangat-sangat berharga.
dalam surah ibrahim :
لئن شكرتم لأزيدنّكم , ولئن كفرتم إ نّ عذابي لشديد

jika engkau bersyukur maka akan Ku tambah nikmatku, dan jika kamu megkufurinya sesungguhnya siksaKu sangatlah dahsyat.
bertambahnya nikmat tidak hanya dapat kita ukur dengan bertambahnya materi akan tetapi bertambahnya nikmat bisa berarti ketenangan dalam hidup walaupun tak mempunyai materi, begitu juga dengan sebaliknya.
demikianlah pelajaran yang dapat kita ambil, kurang lebihnya penulis mohon maaf. karena kami juga tidak luput dari salah. Wallohu A'lamu Bis Showab.. Alhamdulillahi Robbil 'Alamin
 BY : THORFATA 'AINI
http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/hikmah-yang-tersirat/497431041041