- Hendaknya kita mampu menjaga nafsu agar tidak berkeluh kesah kepada sesama manusia. Jika menghadapi setiap permasalahan kita harus mengadu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tidak dengan yang lain
- Nafsu harus diajari agar dapat diatur dan dikendalikan. Mengajari nafsu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan Ikhlas semata-mata karena Allah. Jika tidak sungguh-sungguh justru kita akan dikalahkan oleh nafsu.
Anjing sebuas apapun jika ia diajari
dan dijinakkan, maka binatang itu bisa menjaga hasil buruannya dan menanggalkan
kebuasan serta tabiatnya sementara waktu. Begitu pula burung atau binatang
lainnya, ia tidak sembarang memakan umpan yang dibuat untuk menjebak dirinya.
Begitu pula dengan diri kita, di dunia ini banyak jebakan-jebakan yang
membahayakan.
Jika kita tidak mampu menahan nafsu
(keinginan) kita akan memungut jebakan itu, dan terkurung di dalam kesesatan.
Oleh karenanya, hendaklah kita
mengajari nafsu dan memberi pemahaman kepadanya, hingga ia tidak memakan agama,
tidak mencabik-cabik kita, dan tidak mengkhianati amanat Allah Azza Wa Jalla.
Bukankah bagi seorang mukmin, agama itu adalah darah dan dagingnya ?.
Kita harus mengajari nafsu agar ia
menjadi santun dan dapat menahan syahwat dari setiap jebakan-jebakan. Jika ia
sudah belajar, paham dan bisa tenang, maka boleh kita bawa serta kemana saja
pergi. Tetapi harus tetap kita kendalikan. Nafsu tidak boleh dilepas begitu
saja. Apabila nafsu tenang, ia akan menjadi penyabar, pintar dan ridha menerima
apa saja yang diberikan sebagai bagiannya.
Wallahu'alam,
Semoga manfaat, Aamiin.