Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Minggu, 28 November 2010

CINTA DAN JODOH (4)


Tak kenal maka tak sayang, mungkin itu ungkapan yang sering disampaikan menyangkut perasaan seseorang terhadap orang lain yang belum dikenalnya. Sedangkan bagi para aktivis dakwah ada ungkapan yang tak kalah populernya, “Tak kenal maka ta’aruf”, yang kurang lebih artinya kalau tak kenal ya kenalan. Sesederhana itu.



Ta’aruf secara umum bisa diartikan sebagai mengenal atau berkenalan. Tetapi dalam konteks dakwah masa kini, ta’aruf lebih banyak diartikan sebagai proses berkenalan seseorang terhadap lawan jenisnya dengan tujuan bisa melangkah ke jenjang berikutnya, yaitu pernikahan.
Nah, dalam proses ta’aruf inilah kehati-hatian perlu dijaga. Sedikit saja lengah, maka setan dengan mudahnya akan menyelinap dan mengobrak-abrik isi hati manusia tanpa disadari, sehingga sesatlah manusia dibuatnya. Pintar ya setan, mengambil celah sekecil-kecilnya dalam hati dan iman manusia.
Ya, setan itu memang pintar, bahkan jauh lebih pintar dari kita, manusia, yang kadang merasa pintar dari orang lain yang sebenarnya jauh lebih pintar dari kita. Dan tak jarang juga kita, manusia, merasa pintar dan sok bisa memintarkan orang, padahal hakikatnya kita sendirilah yang seharusnya dipintarkan, agar tak mudah disusupi oleh setan yang memang pintar-pintar.
Setan juga lihai, bahkan jauh lebih lihai dari kita yang senantiasa merasa lihai dalam segala hal. Setan pun jeli, bahkan jauh lebih jeli dari kita yang selalu merasa jeli terhadap semuanya. Dan setan juga cerdas, jauh lebih cerdas dari kita yang senantiasa merasa cerdas hingga menjadi sombong dalam kecerdasan kita. Itulah setan, karena ia tak akan lelah menjerumuskan kita, manusia, hingga benar-benar terjerumus dalam kesesatan yang nyata.
Kembali pada topik kita, ta’aruf. Jika ingin melakukan ta’aruf, maka sebaiknya ta’aruf dilakukan dengan didampingi pihak ketiga, entah keluarga, orang tua, saudara, teman atau guru (ustadz/ustadzah, murobbi/murobbiah, kyai, muballigh), dsb. Hal ini ditujukan untuk menghindari terjadinya fitnah dan kholwat (berdua-duaan). Tapi hati-hati, setelah ta’aruf dan disetujui, bukan berarti bisa seenaknya sendiri melangkah kemana-mana tanpa didampingi oleh siapapun, karena bagaimanapun juga orang yang dita’arufi masih belum sah secara syar’i menjadi miliknya. Nah kalau tidak hati-hati, disinilah setan akan bermain dalam jiwa manusia, mendompleng atas nama ta’aruf.
Setelah ta’aruf tak jarang seseorang terjangkit virus merah jambu alias cinta yang sulitnya setengah mati untuk disembuhkan. Berhembuslah rasa kangen dan ingin jumpa walau sebatas hanya membicarakan seputar pernikahan. Di sinilah setan pelan-pelan menyelinap dalam hati lalu merasuk dalam relung cinta dan kangen, sehingga tak jarang yang tadinya berkomunikasi hanya untuk membahas sesuatu yang dianggap perlu, ternyata membahas juga ke hal-hal yang tidak seharusnya dibahas dan dikomunikasikan dengan dalih ingin mengenal lebih dekat tentang latar belakang kehidupan sang calon.
Dengan ditanamkannya keyakinan yang sangat tinggi, bahwa orang yang diajaknya ta’aruf sudah pasti akan menjadi pasangan hidupnya kelak, maka secara perlahan setan menggelincirkannya ke dalam lembah kesesatan.



Saling mengirim sms, saling bertanya kabar dan saling memberi perhatian sebagai tindak lanjut hasil ta’aruf, merupakan cara-cara setan untuk menggelincirkan manusia agar hatinya selalu teringat dengan calon pasangan hidupnya, padahal hati seharusnya hanya untuk mengingat Allah, bukan untuk mengingat seseorang yang belum tentu menjadi miliknya meskipun sudah melalui proses ta’aruf. Disinilah setan lagi-lagi berhasil menyesatkan anak cucu Adam.
Banyak juga kejadian, atas nama ta’aruf, lalu inginnya bisa lebih mengenal karakter pasangan sebelum menikah, diambilnyalah cara menelepon, bercengkerama, bercanda dan saling mengajak kebaikan yang ujung-ujungnya ternyata berkholwat. Misal dengan mengajaknya sholat berjama’ah berdua, datang ke majelis ta’lim berdua, mengaji berdua, dsb, pokoknya serba berdua.
Kalau orang tua atau keluarganya ditegur kenapa tidak mendampingi mereka agar tidak berdua, jawabannya,”Takut mengganggu, nggak enak. Mereka kan sudah dewasa, pasti tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Apalagi mereka kan orang-orang yang berilmu dan mengerti agama.”, masya Allah, kalau ada orang tua yang begini, ini sama saja mencebloskan anaknya ke dalam jurang api neraka, karena membiarkan anaknya berdua-duaan tanpa didampingi.
Lalu kalau yang ditanya adalah yang bersangkutan (anaknya yang berkholwat) kenapa cuma berdua, jawabannya, “Kami kan tidak berbuat apa-apa, hanya sama-sama ingin berbuat baik agar nanti terbiasa setelah menikah, toh kami kan sudah berta’aruf dan akan menikah.” Wah hati-hati dengan jawaban begini, ini jawaban dari setan yang menyesatkan.
Sholat berjama’ahnya memang betul, tapi kalau dilakukan cuma berdua, maka pasti setanlah yang ketiganya. Datang ke majelis ta’limnya juga betul, tapi kalau datang dan berangkatnya cuma berdua, maka setanlah yang ketiganya, dan mengaji Al-Qur’annya tak kalah betulnya juga, tapi kalau dilakukan berdua, maka setan pulalah yang ketiganya. Repot kan jadinya!
Betapa cerdiknya setan dalam mencari celah iman manusia, ia datang atas nama kebaikan dan ibadah, lalu disesatkannyalah manusia dalam kebodohannya yang tertutupi kepintarannya. Kalau sudah begini lalu apa bedanya ta’aruf dengan pacaran? Saling bercerita, bercengkerama, bercanda, berbagi, dan memberi perhatian. Berarti ini sama juga dengan pacaran terselubung yang mengatasnamakan ta’aruf, ya kan? Maka berhati-hatilah.
Selanjutnya, insya Allah akan kita bahas lagi tentang aktivis dakwah yang terjangkit virus merah jambu alias cinta lalu tanpa disadarinya pelan-pelan disesatkannya oleh setan melalui berbagai aktivitas dakwah yang diikutinya atas nama cinta tersebut. Selain itu akan kita bahas juga bagaimana sebaiknya seseorang berikhtiar dalam menanti datangnya seorang jodoh dan apa saja sebaiknya sikap-sikap yang harus dilakukan kala cinta datang menghampiri.
Jadi ditunggu saja, insya Allah…


Walloohu a’lam bishshowab.

http://www.facebook.com/notes/setetes-peluh-perjuangan/cinta-dan-jodoh-4/178098118873258