Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat
dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Riya’ merupakan syirik khafi (samar), yakni
syirik yang bersifat rahasia,- semoga Allah melindungi kita darinya -.
Sedangkan seseorang lebih tahu terhadap dirinya sendiri dibandingkan orang lain
dalam masalah ini.
بَلِ
الْإِنسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas
dirinya sendiri.” (QS. Al-Qiyamah: 14)
Maka siapa yang mengintrospeksi dirinya dan
merasa diawasi oleh Rabb-Nya dalam keadaan sepi atau ramai, akan selamat dari
penyakit yang berbahaya ini. Dan di antara tanda riya yang paling jelas adalah
pelakunya sengaja menampakkan amal-amak shalihanya di tengah-tengah manusia dan
sengaja membicarakan kebaikan serta ketaatannya untuk mendapatkan pujian dan
sanjungan mereka.
Meninggalkan Amal Karena Takut Riya’
Seorang hamba tidak boleh meninggalkan amal hanya
karena takut riya’. Itu termasuk jerat-jerat tipu daya setan. Karena setan,
pada satu kondisi berusaha menjerumuskan seorang hamba ke dalam riya untuk
merusak amalnya. Atau pada kondisi yang lain menipunya dengan meninggalkan amal
karena takut riya’ supaya tidak melakukan amal shalih. Padahal dia
diperintahkan untuk beramal dan bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan dengan
berharap ridha Allah dan meninggalkan godaan setan dan tipu dayanya. Maka siapa
yang sudah berazam menjalankan satu ibadah lalu meninggalkannya karena takut
riya’, sebenarnya dia telah berbuat riya’. Karena dia meninggakan amal karena
manusia. Tetapi jika meninggalkannya untuk dikerjakan saat sendirian, maka ini
dianjurkan kecuali pada amal-amal wajib.
Meninggalkan amal karena takut riya’ sebenarnya adalah riya’, karena
dia meninggakan amal karena manusia.
Terapi Riya’
Terapi untuk menyembuhkan riya’ banyak macamnya.
Yang paling utama adalah tekad tulus untuk berhenti dari riya’ dan
meninggalkannya. Selanjutnya banyak mengingat hari akhir dan ancaman pedih bagi
orang yang berbuat riya’. Seorang hamba harus meyakini bahwa kebaikan dan
keburukan ada di tangan Allah Ta’ala. Sementara yang sempurna memujinya dan
menghinakannya adalah Allah Ta’ala yang tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu
hendaknya ia mengintrospeksi dirinya, menghitung aib, kesalahan, dan
kekurangannya. Juga memperbanyak ibadah siri (yang bersifat rahasia) seperti
shalat malam, bershadaqah dengan sembunyi-sembunyi, dan menangis sendirian
karena takut kepada Allah.
Orang yang ingin selamat dari riya’ juga harus
meminta tolong kepada Allah Ta’ala untuk merealisasikan keikhlasan dan berdoa
dengan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallau 'alaihi wa sallam,
yaitu:
اللَّهُمَّ
إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا
أَعْلَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan
syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu
terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad dan Shahih
Abi Hatim serta yang lainnya, shahih). Wallahu Ta’ala a’lam.
Orang yang ingin selamat dari riya’ juga harus meminta tolong kepada
Allah Ta’ala untuk merealisasikan keikhlasan dan berdoa dengan doa yang
diajarkan oleh Nabi shallallau 'alaihi wa sallam
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi
kita Muhammad berserta keluarga dan para sahabatnya.