Pikiran merupakan kekuatan yang
sangat besar dalam diri kita. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman,
nilai, keyakinan dan prinsip. Dengan pikiran kita bisa menjadikan dunia kita
berbunga-bunga atau berduri-duri. Pikiran bahagia membuat kita gembira dan
fikiran sedih membuat kita berduka.
Berpikir tidak memiliki batas waktu,
jarak atau ruang. Ia bisa muncul tiba-tiba dalam kondisi apapun. Hebatnya
lagi, pikiran merupakan sumber pendorong perilaku, sikap dan hasil yang kita
dapatkan. Dari pikiranlah kita bisa menjadi seseorang yang berjiwa sehat atau
sakit. Plato mengatakan “sumber setiap perilaku adalah pikiran. Dengan pikiran
kita bisa maju atau mundur. Dengan pikiran kita bisa bahagia atau
sengsara.
Jack Canfield dan Mark Vitctor
Hansen mengungkapkan sebuah data yang mencengangkan di dalam bukunya yang
berjudul “alladin Factor” bahwa setiap hari manusia menghadapi lebih dari
60.000 pikiran. Pada tahun 1980, penelitian fakultas kedokteran di San
Fransisco mengumumkan hasil penelitiannya bahwa lebih dari 80% pikiran manusia
bersifat negative. Jika kita hitung secara sederhana, 80% dari 60.000 pikiran
yang dihasilkan manusia, berarti kita memiliki potensi 48.000 pikiran
negatif setiap hari! Dan itu turut mermpengaruhi perasaan, perilaku serta
penyakit yang mendera jiwa dan raga. So…, hati-hati dengan kekuatan pikiran
kita!
Kini, yang kita butuhkan
adalah bagaimana kita dapat mengarahkan pikiran kita pada hal yang positif
hingga yang berpotensi negatif pun bisa kita arahkan ketempat yang positif agar
tidak membahayakan kondisi jiwa, kepribadian dan rasa percaya diri.
Saatnya kita mulai memilih berbagai
pikiran ke arah yang positif. Selain tawakal pada Allah, kita mulai dari
memahami arti pikiran dan kekuatannya. Dalam Al Quran, Allah telah membedakan
antara orang yang berilmu dan yang tidak,
“Katakanlah, “Apakah sama orang
orang yang mengetahui dengan orang orang yang tidak mengetahui?”
[Al Zumar:9]
“Katakan apakah sama orang yang buta
dan orang yang melihat? Tidakkah mereka berfikir?”
[An’aam:50]