Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
==============================
Hem! Mencoba bercerita akan
hari-hari beberapa tahun lalu ketika daku masih berstatus ‘Single’, yang well
cukup menarik untuk diceritakan, sebenernya mo dari kemarin-kemarin ceritanya,
apa daya tugas kuliah bejubel dan kerjaan yang seabrek menghambat jari ini
untuk menulis dan bercerita.
Sekarang aku mau cerita
tentang percakapanku yang cukup menarik dengan 2 temen sekelasku, Fara dan
Dhea. Entah bagaimana bisa percakapan kami ini berawal, ya ujug-ujug aja kita ngomongin
masalah ginian. Ok lah, pertamanya Fara pamer katanya dia punya kenalan orang
asing di sebuah situs internid yang jadi penyedia pertemanan dengan foreign
alias orang asing dari negeri antah berantah sonoh. Dia dengan semangadh empat
limanya mempromosikan 'keasyikan' berteman dengan para bule-bule itu,
"Bikin
penpalsblahblahblahdotkom deh, seruuu tauuu..", ampe ujan lokal dah tuh
mulutnya berbusa saking semangadhnya. Padahal waktu itu udah hampir tengah hari
di mana matahari lagi garang-garangnya.
"Oh, temenan ama bule
gitu ya.. pernah denger sih..", aku nanggepin dengan acuh tak acuh. Gak
minat banget juga sih, for what? Yang ada ntar malah kagak jelas juntrungannya
lagi. Dhea yang les inggris-nya begitu masuk langsung level 10 aja cuma adem
ayem ajah, nampak mimik mukanya berkata: "Kagak tertarik, gw tertarik ama
anak cina yang ada di korea sonoh ”. Entah maksud dia 'To Ming Se' atau 'Tom n
Jerry' daku kagak ngerti..:D. . Kami pun berada dalam keheningan sesaat.
"Aku kemaren liat kamu
wall-wallan di FB ama siapa tuh namanya? Panji Katrok Batok Golok apaaa
gitu...", aku membuka percakapan lagi, ngomong ke Fara menanyakan nama
cowoknya yang entah kenapa aku selalu salah nyebutinnya :D.
"Panji Kartiko Bagol
Blook, Ichaaaaa...", si Fara histeris, mencak-mencak karna aku untuk
keseribu sekian kalinya salah mengucapkan nama cowoknya. Ya maap, abis nama
meuni susah gitu, yakin dah itu bukan nama aseli hheu...
Keheningan menyergap kami
lagi.
Fara pun angkat bicara lagi,
"Gw di penpals itu dapet temen cowok dari turkey, ganteeeenggggg banget
tauuuukkkk...", masya ALLAH nih anak, histerisnya kagak nahan dah.
Ultrasonik abis suaranya. Lebih dari 20 KHz, hanya dapat dimengerti lumba-lumba
dan kelelawar, [lah kok aku bisa denger, berarti aku........? ] hehe.. pissdotyeah.
"Wew...", aku menanggapi biasa. Dhea apalagi. Masih melamunkan
kecengan cinanya *dipeuncit*.
Dia sibuk ngotak-ngatik HP
Nokia Touchscreennya, warna HP-nya asik punya, merah, aku hanya menatap mupeng
dari kejauhan. Ngeliatin HP-nya loh bukan ngeliatin Fara-nya, hehe *hey, i'm
still normal! :D*.
"Niiiiiiiiiih,
liaaaaaaaaaatttttttttttt.....", masya ALLAH *lagi-lagi aku hanya bisa
beristighfar dalam hati*, manteb abis dah tuh suaranya, menggaung sampai
kaki-kaki langit!
Di HP-nya terpampang sesosok
lelaki berkacamata, bertampang campuran antara arab dan eropa *maksudnya
cha...?* Aku langsung berkomentar, "Yang kayak gitu mah di Jogja juga
banyak!"
Dezigh! Ih waw, nohok banget
ya Farrr, duh maap.. maap.. itu kan hanya opiniku. hehe.. "Ya beda lah chaaaa..",
kata Fara masih membela sang lelaki gantengnya itu. "Iya.. iya dah.. di
Jogja kan cowok pake kacamata juga banyak..", tukasku mengakhiri debat kusir.
Entah kenapa kalo ngeliat
laki-laki ato perempuan pake kacamata aku selalu berpikiran, "Pasti orang
jogja..", udah ter-setting secara otomatis dalam benakku, hehe..
"Tapi umurnya udah 20,
cha...", wajahnya menunjukkan air muka yang kecewa.
"Oooo...", aku
nanggepin biasa. Sebenernya pinginnya cuap-cuap "Pacaran tuh
blahblahblahblah...", tapi yang ada ntar kena semprot. Slow but sure yang
penting, haaaaaaaaaaaaaaah... *lelah aku melihat orang pacaran bertebaran di
mana-mana *elap peluh* .
Krik krik krik krik....:D
Kita pun terdiam lagi, dilamunkan
pikiran masing-masing...
"Aku malah nggak suka
yang seumuran...", tukasku mengundang tatap 2 temanku itu. "Soalnya
aku kan anak sulung, jadi pinginnya yang lebih tua, biar bisa ngimbang
sifatnya, kalo laki-laki seumuran kita pan masih dibawah rata-rata
dewasanya..", lanjutku lagi. Berusaha meralat (baca : Ngeles) .
"Aku juga sih...
minimal 3 taun lebih tua...", kata Fara sepaham. "Yap, aku malah kalo
bisa yang beda 5 taun ato lebih, hehe...", aku nyengir-nyengir kuda nggak
karuan.
"Iiiih, gw malah gak
mau yang lebih dari 3 taun... Pinginnya yang setaun aja...", Dhea yang
dari tadi bengong kayak sapi ompong akhirnya angkat bicara juga. Fiuh, finally
dheeee kau ngomong juga ....
Persepsi masyarakat kan
kebanyakkan emang menganggap yang umurnya beda jauh tuh terasa gimanaaaa gitu.
Padahal aku malah pingin jarak umurku dengan suamiku ntar agak jauh, biar ada
panutan dewasa yang bisa ku contoh *hoho, ngomongku udah kayak udah tua ajeh
:p*.
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam aja ama Bunda Khodijah 15 tahun bedanya. Dengan bunda Aisyah
apalagi itu. Tapi keluarganya bahagia, sakinah mawaddah warahmah.
Hayooohhh....? mau ngomong apa ente coba..? :D
Pernah sharing juga dengan
beberapa teman, setidaknya bukan aku duluan yang mancing pembicaraan, hehe,
biasa lah, pikiran mereka masih berkisar PACARAN, bukan BERSUAMI atau MENIKAH,
terpaut berapa jauh kah jarak di antara mereka? rata-rata menjawab setahun atau
2 tahun, malah banyak juga yang jawab seumuran.
Ketika bagianku ditanya, aku
jabarkan pikiranku dan nyebutinnya SUAMI ya bukan PACAR, mereka langsung
tertawa termehek-mehek *halah, ngeri*. Dan kerap kali kata, "Suka om-om ku
terima..", well, aku ditanya kan? Ya ku jawab apa adanya :
"Yang penting bagaimana
kita bisa saling mengisi, bukan saling menumpahkan. Bagaimana kita saling
menyeimbangi, bukan saling memberatkan. Bagaimana kita saling menerima dengan
penuh keikhlasan, bukan saling memaksa untuk suatu perubahan. Bagaimana kita
saling berproses, bukan saling mengejar nilai akhir ".
Yang pasti kalau saya
pribadi, Say no pacaran sebelum nikah sampai kapan pun! Karena sesuatu yang
diharamkanNya pasti akan jatuh kepada sesuatu yang tidak baik. Dan aku nggak
mau pacaran kelak bisa berdampak buruk kepada keluargaku kelak, bahkan sampai
pada keturunan.. Wa iyadzubillah..
Soal umur mah, haa, manusia
bisa berencana ALLAH jua lah yang menentukan semua taqdir hamba-hambaNya.
Kholaaaasss. 50 ribu tahun sebelum penciptaan alam semesta. Jadi bukan berarti
doyan daun tua, om-om, atau apa... Tapi aku butuh seseorang yang sudah jauh
lebih dewasa, untuk membimbingku yang belum dewasa, menjadi semakin dewasa di
sampingnya..
Andai pikiranku ini bisa
ditransfer ke seluruh remaja Indonesia, alangkah bahagianya.. Well, setidaknya,
aku menulis di note ini dunia sudah bisa melihatnya, walau hanya sekedar
lirikan mata...
Semoga bermanfaat, Mohon
maaf apabila ada kata-kata yang salah, Wallahu A'lam Bishowab..
Barakallahufikum..jabat erat
dan salam hangat
Wassalamualaikum
----------------------