Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Sabtu, 04 Desember 2010

Bisanya Cuma Nyontek


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Miris hati ini..miris dan ingin menangis jika melihat realita anak muda sekarang. Ketika seminggu lalu saya sedang berada di sebuah Pusat perbelanjaan Toko Buku Gramedia di Jogya.
Perhatikanlah..! remaja-remaja yang "mejeng" di mall-mall, pinggir-pinggir jalan atau di pusat-pusat hiburan, maka kita akan melihat pemandangan yang sangat mengherankan. Yang laki-laki kepalanya botak sebelah, rambutnya dicat, pakai anting-anting, kalung, rantai besar yg menggantung di celananya, bibir dan hidungnya ditindik jarum, dan lain sebagainya.
Wanitanya pun tak mau kalah, mereka tidak malu lagi dengan pakaian ketat yang kelihatan pusarnya, rok mini dengan kaos you can see, dan potongan rambut yang tidak karuan. ini semua akibat termakan oleh propaganda yang datang dari negeri barat yang didominasi oleh Yahudi dan Nashrani. Janganlah heran jika lambat laun mode Yahudi dan Nashrani yang menjadi panutan anak muda sekarang.
Padahal Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim " . ( QS.Al Maidah :51 )
Namun ironisnya, sebagian besar remaja kita bangga dengan hal tersebut. mereka bangga dengan pakaian ala barat yang dikenakannya; mereka bangga jika dapat meniru model rambut mereka, mereka bangga jika dapat meniru gaya bicara mereka. Padahal Rasulullah saw telah mengancam: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu Dawud )
Imam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata, "Hadits ini serendah-rendahnya mengharuskan pengharaman tasyabbuh (menyerupai orang kafir atau fasiq)".
Jadi, tingkatannya sesuai dengan kadar keterlibatannya dalam meniru orang-orang kafir. jika ternyata yang ditirunya adalah perbuatan kekafiran atau kemaksiatan, maka orang tersebut dihukumi sama dengan pihak yang ditirunya.


Perbuatan menyimpang seperti ini merupakan hal yang bersifat naluri, karena setan menampakkan perbuatan ini di hadapan pelakunya sebagai perbuatan baik. Oleh karena itu, para hamba Allah diperintahkan untuk terus memohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati berada dalam hidayah-Nya, sehingga tidak bersikap seperti kaum Yahudi dan Nashrani.
saudaraku..,Ketahuilah! tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk menyelisihi orang-orang non-muslim. Ini merupakan suatu cara untuk menampakkan Islam sebagaimana yang telah diterapkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam hadits-hadits berikut:
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
“potonglah kumis kalian dan peliharah jenggot kalian; berbedalah kalian dari golongan Majusi (penyembah api)” [HR. Muslim dalam shohih-nya (260)
Hadits tersebut diakhiri dengan perintah yang selaras dengan bagian awalnya, karena perintah menyelisihi orang-orang majusi ialah dengan memotong kumis. Sebab itu merupakan ciri khas mereka yaitu memanjangkan kumis dan memotong jenggot. Oleh karena itu, Rasulullah memerintahkan kita agar menyelisihi mereka.
“Biarkanlah jenggot kalian tumbuh, cukurlah kumis kalian, ubahlah (semirlah) uban kalian, dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi dan Nashrani ”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (8657). 
Penyerupaan dalam penampilan lahiriah akan berpengaruh untuk menumbuhkan kasih, cinta, dan kesetiaan dalan batin sebagaimana kecintaan dalam batin akan berpengaruh untuk menimbulkan penyerupaan dalam penampilan lahiriah. Ini adalah masalah yang nyata, baik secara perasaan maupun dalam prakteknya
”Kalian harus menyelisihi kaum yahudi karena mereka tidak mau shalat dengan memakai sandal ataupun terompah mereka” . (HR. Abu Dawud )
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa golongan Ahli Kitab adalah makan sahur”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (1096)
Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa sahur merupakan ciri khas ummat ini (Islam). Diantara perkara yang diberi keringanan di dalamnya, yaitu makan sahur".
Ini semua menunjukkan bahwasanya menyelisihi orang-orang kafir adalah tujuan pokok syariat. Namun sangat disayangkan, karena jauhnya umat Islam dari agamanya dan enggannya mereka mempelajari agamanya, semua ini menyebabkan mereka terjatuh di dalam kesalahan ini yaitu meniru kaum kafir mulai dari pakaian,


dan cara berpakaian, tradisi, adat, bahasa, perayaan hari raya, dan hari-hari peringatan mereka seperti Hari Valentine, Hari Haloween, dan lain-lain. Sehingga Islam tinggallah sebuah nama.
Mengaku muslim, namun pakaiannya serba ketat, bahkan nyaris telanjang. Tidak ada lagi ciri-ciri keislaman pada dirinya, sehingga kita sulit membedakan antara wanita muslimah dan wanita kafir; sama-sama tidak memakai jilbab. Kalaupun pakai, yah asal-asalan saja, tanpa memenuhi standar. Padahal jilbab yang sayr’i adalah jilbab yang menutupi seluruh tubuh, tebal (tidak transparan), longgar (tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh), tidak menyerupai pakaian wanita kafir, dan laki-laki.
Begitulah realita umat ini, mereka mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani, sejengkal demi sejengkal hingga andai mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya umat Islam akan mengikutinya. Rasulullah Saw  telah lama memperingatkan tentang bahaya mengikuti jalan, dan gaya hidup mereka:
”Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan masuk ke dalamnya”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau menjawab:” Siapa lagi (kalau bukan mereka)?”.[HR. Bukhari dalam Shohih-nya (3269 & 6889), Muslim dalam Shohih-nya (2669)
“Kiamat tidak akan terjadi sampai umatku mengikuti apa yang terjadi pada kurun-kurun sebelumnya. sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta”. lalu ada yang bertanya : “wahai Rasulullah apakah seperti bangsa persia dan Rumawi? beliau menjawab: “manusia siapa lagi kalau bukan mereka”.[HR. Bukhariy (6888) dalam Shohih-nya, dan Ahmad dalam Al-Musnad (8414)]
Saudaraku..bukankah sudah jelas disini Nabi kita memberitahukan bahwa di tengah-tengah umatnya akan ada orang-orang yang meniru perilaku kaum yahudi dan nasrani, dan ada juga yang meniru bangsa Persia dan Romawi. Hal tersebut telah menjadi kenyataan pada hari ini. Lihatlah ketika orang-orang Nashrani merayakan tahun baru mereka, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan tahun baru hijriyah atau tahun baru Masehi itu sendiri dengan acara2 yg kadang jauh dari syari. Ketika orang Nashrani merayakan kenaikan Isa Al-Masih, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan Isra’ dan Mi’raj. Ketika orang Nashrani merayakan hari lahirnya Isa Al-Masih, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan maulid Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, dan lain-lain.
Padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan mereka untuk merayakan hari-hari itu; tidak ada satu ayat pun atau hadits shahih yang menjelaskan tentang disyariatkannya memperingati hari-hari tersebut. Para sahabat pun tidak pernah mencontohkan hal itu. Apakah mereka (yang merayakan perayaan-perayaan ini) merasa lebih baik dan lebih alim daripada Rasulullah dan para sahabatnya?


Sehingga ada suatu kebaikan yang luput dari Rasulullah Saw yang tidak disampaikan oleh beliau kepada umatnya.
Padahal Nabi kita bersabda:
“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kepada umatnya suatu kebaikan yang dia ketahui untuk mereka dan memperingatkan umatnya dari kajelekan yang dia ketahui untuk mereka”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (1844).
Tragisnya lagi, jika umat ini mengikuti yahudi dan nashrani dalam perkara yang berkaitan dengan aqidah, seperti menjadikan kubur-kubur sebagai masjid. Nabi memperingatkan dengan keras kepada umatnya agar jangan menjadikan kubur sebagai masjid. sebagaimana yang banyak diterangkan dalam hadits.
Kalau orang yang menjadikan kubur para nabi sebagai masjid saja diancam sedemikian keras, bagaimana lagi kalau yang dijadikan masjid adalah kubur orang yang dianggap wali atau orang shalih lainnya? bagaimana pula dengan kuburnya tokoh-tokoh tertentu yang tidak diketahui asal-usulnya, apakah mereka orang shalih atau tidak?
Semoga tulisan ini bermamfaat bagi kaum muslimin sehingga berhati-hati untuk tidak mengekor kepada orang-orang kafir dalam segala aspek kehidupan baik aqidah, ibadah, ucapan maupun perbuatan sehingga kita tidak termasuk orang-orang diancam oleh Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dalam firman-Nya,
 "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (QS. An-Nisa :115) 

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam




Jika Aku Mati

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Alhamdulillah, sampai detik ini masih diberi kesempatan untuk mereguk udara yang ada, terfikir andaikan pagi ini jasadku sudah menjadi seonggok mayat yang tak bernyawa? --tears--
Ok lah, nggak ada niatan nulis panjang lebar sih, cuma pingin berbagi kisahku beberapa waktu lalu ini sedikit saja ketika sehari setelah aku sakit dan dirawat di RS.
Yaa...waktu itu aku lagi seriiiing banget ketakutan, sering berfikir apa jadinya kalau Qodarullah berkata bahwa saatku 'dijemput' itu tinggal sebentar lagi?
Hari rabu waktu itu, jam 2 pagi kebangun dengan keadaan badan yang emang kerasa gak cukup baik. Walaupun ngantuk gencar menyerang, ku paksakan untuk bangun dan melangkah turun ke lantai 1 untuk ngambil wudhu, terus sholat tahajjud. Jam 3 lewat dikit udah kelar, badan kerasa emang kurang baik, aku pun memutuskan untuk tidur lagi, berpikir semoga ntar pas shubuh udah enakan.
Trus bangun, sholat shubuh, bukannya makin baik, aku ngerasa badanku agak anget, yawiss lah, aku langsung bilang ama Ibu izin hari ini gak bisa bantuin didapur, dan pergi tidur lagi karena mata emang beraaaatttt.. Sekitar jam setengah 7-an baru bangun lagi dan langsung pergi mandi, badanku masih ngerasa anget gimana gitu... Waktu itu ibu dan ayah sudah berangkat bekerja. Jadilah aku cuma berdua ama adik di rumah. Lalu jam setengah 9-an kupaksakan badanku untuk sholat dhuha, pas udah kelar mencoba untuk tilawah walau hanya beberapa lembar. Nah, pas buka halaman tilawah, mataku passs banget langsung ngeliat ayat ini:
اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang)


yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (Az-zumar : 42)
Apa yang ku rasa pas baca ayat itu? Subhanallah.. merinding luar biasa. Mataku langsung berlinangan.. Ya ALLAH.. Bener deh, sekarang tuh seriiiing banget kepikiran kalau waktuku untuk kembali kepada ALLAH sebentar lagi, trus gimana? Apalagi saat itu aku inget keadaanku yg kebetulan juga lagi gak nyaman banget, badan panas, pusing, dan lemas. Aku berusaha menenangkan diri dan membaca Al-Qur'an dengan masih berlinangan air mata, di surat Al-Mu'min ayat 33 aku berhenti. Diam sejenak, dan aku menangis... 
Banyak pikiran yang berkecamuk dalam benakku saat itu:
Dalam keadaan apa aku mati?
Di mana?
Apakah aku termasuk orang yang beruntung ataukah merugi?
Yang selamat atau yang celaka?
Di dalam kubur nanti seperti apa ketika aku ditanya oleh malaikat munkar nakir?
Apakah aku yang sempit lagi gelap kuburnya atau yang terang dan lapang?
Bagaimana di akhirat nanti?
Apakah yang mendapat syafa'at atau yang teracuhkan?
Surga kah untukku atau kekal dalam nerakanya?
Lalu bagaimana dengan Ayah, Ibu, Adikku, dan suamiku..?
Keluargaku, Saudaraku, Guru, Teman?
Hiks.. macem-macem perasaan berkecamuk dikepalaku saat itu, dan aku hanya bisa menangisi dosa-dosa yang telah ku perbuat, semoga ALLAH berkenan mengampuni, ampuni aku Yaa Ghoffar...
Udah puas nangis, aku pun langsung turun ke lantai bawah. Jam 12-an mbak pulang dan aku cuma sendirian di rumah, dan sampai sore aku terus menunggu, ya menunggu, apakah waktuku dijemput adalah hari itu.


Berkali-kali mataku berlinang, berkali-kali aku berusaha menghilangkan rasa takut, pikirku dalam hati, "Kalau sudah waktunya mati, ya mati..!", tapi tetap saja rasa takut itu datang menyergap. Kalau udah ketakutan suhu tubuhku langsung meningkat, keringat bercucuran, pas udah agak tenang aku merasa baikan, tapi kemudian merasa takut kembali begitu seterusnya. Berkali-kali pula aku nelpon Ibu menanyakan kapan beliau pulang, sendiri benar-benar suatu keadaan yang tidak mengenakkan!
Sore Ibu pulang, dan aku merasa sedikit lega, walaupun perasaan takut itu masih ada, sangat ada. Sampai aku nggak menyadari bahwa pukul 5 sore tuh ada gempa Cuma beberapa detik tapi cukup terasa! Ibuku pun demikian. Orang-orang pada heboh mengatakan tadi ada gempa, sedangkan aku sendiri nggak merasa apapun, saat itu aku sedang berada di atas sofa, aku inget banget.
Malam datang, aku masih juga merasa tak tenang, kapan waktunya? Aku sholu maghrib, kemudian menunggu lagi. Datang waktu 'isya aku langsung bergegas dan segera sholat. Masih terus berkecamuk akan mati akan mati akan mati dalam diri ini, wajahku pucat bisa kulihat itu. Kakiku terasa dingin aku menggerakannya, masih bisa bergerak alhamdulillah.. Aku nggak mau jauh-jauh dari Ayah Ibu tapi tak juga bisa mengatakan apa yang sedang ku rasakan. Ayah nyuruh aku tidur ama Ibu di kamarnya, aku menurut, jam 9-an aku pun terlelap, dan pagi ini, alhamdulillah.. masih diberi umur untuk bisa menjalani hari...
Huff, sedih banget, belum pernah aku setakut ini. Dan hari ini ku goreskan dalam hati, jangan takut dengan matinya, tapi takut sama ALLAH ! T_T
Barusan banget ngeliat ada acara lintas berita di TV seorang artis yang mengatakan pengalamannya pas gempa kemarin, dia mengatakan bahwa merasa gempa ketika akan show,  dia bilang bahwa ketika gempa kemarin dia tenang aja karena dia yakin kalau sudah waktunya mati ya mati. Dan dia berkata bahwa akan begitu bahagia bila mati ketika sedang berada di atas panggung! Na'udzhubillahi min dzalik... 
Aku berfikir, memang dia pikir mati ya mati aja, udah, selesai, tanpa tau bahwa sesudah mati itulah ada perjalanan yang sesungguhnya, hidup yang sesungguhnya, yang kekal! Astaghfirullah...
Sedangkan aku berfikir aku ingin sekali meninggal dalam keadaan yang baik, husnul khotimah, di tempat yang baik, dengan cara yang baik, dan Ayah Ibu yang ridho dengan anaknya ini, menghembuskan nafas terakhir dengan mengucapkan kata Laa Ilaha Ilallah... Hiks... aamiin Yaa ALLAH.. aamiin... T_T
Jalani tiap detik dengan baik mungkin, jangan pernah disiakan, bila sudah saatnya kita untuk kembali, ya itulah saatnya, dan ALLAH sudah tuntas menentukan semuanya..


Aku hanya bisa berdo'a, Yaa ALLAH panjangkanlah umur kami lagi berkahilah ia, matikan kami semua dalam keadaan husnul khotimah, allahumma aamiin...
Dari Anas Ibn Malik radiallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." ( HR.Bukhari-- )

Barakallahufikum
Wassalam
--------------------

http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-jika-aku-mati/175520629143259