Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 18 November 2010

Aku Mencintainya Namun Jangan Jadikan Dia Jodohku


Di suatu kajian, dengan tema jelajah hati…
Sebuah kajian yang panjang, bermakna dan ‘mengena’…
Sebuah kajian bagaimana menjaga hati, menjaga cinta dalam dada ini hanya untukNya…
Masih teringat jelas dalam benakku ketika ustad tersebut berkata



“jika ada yang hatinya mulai tergoda oleh hal selainNya, maka jujurlah pada hati, namun lakukan apa yang berkebalikan dengan hawa nafsu… Misalnya, suatu saat kita melihat baju yang sangat bagus dan sangat ingin untuk membeli.. jujurlah pada hati bahwa kita sangat menyukai baju itu, jika perlu beli, namun berikan baju yang sangat kita senangi itu untuk orang lain… untuk masalah cinta, ketika hati tergoda tuk mencintai selainNya apalagi lawan jenis, jujurlah pada hati, dan berdoalah
‘ya Allah..aku mencintainya namun jangan jadikan ia sebagai jodohku…”
 Kira2 begitu intinya, meski ga saklek seperti itu…
mendengar kalimat terakhir para hadirin yang datang tertawa… namun aku, justru bertanya-tanya. Ketika cinta itu datang, meskipun bukan untuk memiliki, mengapa justru kita seperti itu? Bukankah sangat baik jika doa itu menjadi ‘jagalah hati ini dari cinta terhadapnya sampai rasa cinta ini halal bagi kami’… Begitu batinku dulu…dulu…
Namun aku mengerti sekarang..sangat mengerti mengapa doa itu yang disarankan oleh sang ustad (meskipun mungkin doa ini ga saklek juga)… aku sangat mengerti sekarang…
Mengapa?
Karena di suatu kajian lain, aku mengambil suatu hikmah, yakni suatu keluarga yang ingin menjadi sebuah keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, itu bukan hal yang mudah… keluarga yang ingin dibangun seperti itu memang harus didasarkan pada suatu kesucian… kesucian masing-masing pasangan baik secara hati dan fisik, dan yg paling penting kesucian PROSES itu sendiri…
Keluarga yang sebersih itu juga harus diawali dengan proses yang bersih sebagaimana hal yang baik harus diawali dengan hal yang baik pula… bagaimana keluarga itu akan menjadi keluarga yg suci jika dalam proses saja tidak bersih?
Dalam proses harusnya tak ada pelanggaran-pelanggaran syar’i… sebagaimana tak ada berpacaran sebelum menikah.. sebagaimana tak ada bergoncengan dan bersentuhan selama itu belum halal..
sebagaimana tak ada perkenalan lebih mendalam selama proses ta’aruf belum dimulai secara resmi..
Sebagaimana itu pula kesucian hati itu harusnya terjaga sebelum itu semua juga akan menjadi halal..tak ada cinta selain padaNya dan tak ada cinta tuk lawan jenis kecuali cinta itu halal.. Ya, ‘baik’ dalam proses untuk mencapai ‘kebaikan’ pada akhirnya…


Tuk mencapai rumah tangga yang diberkahi yang di dalamnya harapannya akan lahir para mujahid dan mujahiddah tuk menjalankan estafet dakwah ini, terlalu suci tuk dinodai dengan proses yang tidak baik…
Tuk membangun rumah tangga yang slalu dalam naungan cintaNya yang harapannya akan lahir para hafidz dan hafidzah tuk mewarnai ummat ini, terlalu suci tuk dinodai dengan proses yang kotor..
Baik dalam proses…
Sebenarnya mungkin hanya itu yang ingin disampaikan sang ustadz dalam doa itu… doa yang berharap ketika ada getaran yang tak seharusnya ada tuk seseorang, maka tidak sepantasnya berharap seseorang tersebut tuk menjadi jodoh kita kelak… semua ini hanya demi BAIK dalam PROSES agar PREOSES ini mengantarkan pada KEBERKAHAN yang sesungguhnya..
Sebuah keluarga yang di dalamnya akan lahir para mujahid-mujahiddah dan hafidz-hafidzah tuk mewarnai dunia ini.. mewarnai dengan warna warni pelangi cinta di dunia dan akhirat…

Wallahu’alam..