Isteriku,,,
maafkanlah aku.,,
Aku bukanlah yg terbaik seperti keinginanmu,
Aku akan berusaha 'menjadi' lebih baik seperti 'harapan'mu.
Isteriku,,,
maafkanlah aku..
bila selama ini belum dapat 'mewujudkan semua 'impian'mu
Maafkanlah atas segala khilaf yg tlah aku lakukan,,,
jangan pernah 'tanam'kan rasa kebencian itu padaku,,,
Dan jangan maafkan daku,,, karena keterpaksaan di hatimu,,,
by. Suami-mu,,,,:)
~Abriansyah M Noor.~
Jawaban Istrimu...
'Suamiku,,,
maafkan aku karena selalu menyusahkanmu!
Suamiku,,,
Aku ikhlas menjalani Taqdir Allah bersamamu!
Suamiku,,,
maafkan aku tarkadang aku lalai menjalankan kewajibanku,
Suamiku,,,
Kalau aku berbuat salah Aku selalu takut kau tak memaafkanku,,
tapi kamu selalu tersenyum dan berkata''Kau adalah istri terbaikku''
Terima kasih Suamiku.....
by. Rossita Khumairah Najwa
Sahabatku yang dicintai,,:)
MAHABBAH atau "Cinta itu adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Kecenderungan
ini boleh jadi disebabkan lezatnya yang dicintai atau karena manfaat yang
diperoleh daripadanya. Cinta sejati antar manusia terjalin bila ada sifat-sifat
pada yang dicintai sesuai dengan sifat yang didambakannya. Rasa inilah yang
menjalin pertemuan antara kedua pihak dalam saat yang sama dicintai dan
mencintai."
MAWADDAH, Yaitu sesuatu di atas cinta yang seharusnya mengikat
hubungan suami istri.
Mawaddah, maknanya berkisar pada
kelapangan dan kekosongan . Kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak
buruk. Demikian menurut pakar M. Quraish Shihab.
Mawaddah itu adalah cinta plus. Bukankah yang mencintai, -disamping
akan terus berusaha mendekat dan mendekat- sesekali hatinya kesal juga, sehingga
cintanya pudar, bahkan putus.
Sedang bagi orang yang didalam
hatinya bersemi mawaddah atau cinta plus itu, dia tidak akan memutuskan
hubungan, seperti yang biasa terjadi pada orang yang bercinta.
Ini disebabkan hatinya begitu lapang
dan kosong dari keburukan, sehingga pintunya pun sudah tertutup, tidak bisa
dihinggapi keburukan lahir dan batin, yang mungkin datang dari pasangannya.
Mawaddah adalah cinta plus yang tampak dampaknya pada perlakuan, serupa dengan
tampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat kepada seseorang.
Rahmah adalah kondisi psikologis, yang muncul di dalam hati, akibat
menyaksikan ketidak berdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk
melakukan pemberdayaan.
Karena itu, dalam kehidupan keluarga
masing-masing suami dan istri akan bersunguh-sungguh , bahkan bersusah payah,
demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya. Rahmah itu menghasilkan kesabaran,
murah hati, tidak angkuh, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tidak
pemarah dan tidak pendendam.
Ia menutupi segala sesuatu dan sabar
menanggung segalanya. Sementara mawaddah tidak mengenal batas dan tidak
berkesudahan. Mengapa Al Quranul Karim menggaris bawahi hal ini dalam rangka
jalinan perkawinan. Agaknya karena betapapun hebatnya seseorang , pasti dia
memiliki kelemahan.
Dan betapapun lemahnya
seseorang pasti ada juga unsur kekuatannya. Suami dan istri tidak luput dari
keadaan demikian, sehingga suami dan istri harus berusaha untuk saling
melengkapi.
(Q.S. An Nisa : 1) Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu
dan menciptakan darinya (diri itu) pasangannya
(Q.S. Ar Rum : 21) Artinya : Allah menjadikan dari diri kamu pasangan ?
Firman-firman tersebut
mengandung isyarat, bahwa suami dan istri harus dapat menjadi diri pasangannya
dalam arti masing-masing harus merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan
dipikirkan oleh pasangannya dan masing-masing harus mampu memenuhi kebutuhan
pasangannya itu.
(Q.S. Al Baqarah : 187)
Artinya : Istri-istri kamu adalah pakaianmu dan kamu adalah pakaian mereka Ayat
tersebut tidak hanya mengisyaratkan, bahwa suami dan istri saling membutuhkan,
melainkan juga berarti, suami dan istri --masing-masing menurut kodratnya
memiliki kekurangan, --harus dapat berfungsi menutup kekurangan pasangannya
itu.
Sahabat calon suami- istri
serta sahabat rahimakumullah. Para pakar mengatakan, bahwa kasih sayang
disuburkan dengan kesadaran, tak seorang pun yang sempurna. Kekurangan yang
dimiliki istri boleh jadi dimiliki juga oleh suami dalam bentuk yang lain.
Kesalahan yang dilakukan oleh suami dapat juga dilakukan oleh istri dalam
bentuk yang sama atau yang lain. Kesadaran demikianlah yang dapat memelihara
dan menyuburkan kasih sayang. Akan tetapi jika kasih sayang itu pun putus,
jangan putuskan pernikahan, karena ada amanah yang harus dipertahankan.
AMANAH. Istri adalah amanah bagi sang suami dan suamipun amanah bagi
sang istri. Tidak mungkin orang tua dan keluarga dari masing-masing akan
merestui suatu pernikahan tanpa adanya rasa percaya dan aman.
Suami, demikian juga istri,
tidak akan menjalin hubungan kecuali jika masing-masing merasa aman dan percaya
kepada pasangannya. Penikahan ini bukan hanya amanat dari mereka, melainkan
juga amanat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bukankah ia dijalin atas nama Allah
dengan menggunakan kalimat-Nya.
Sahabat Rahimakumullah,,,
Ada seorang pria datang kepada
saidina Umar Radhiyallahu 'Anhu dan menyampaikan rencananya menceraikan
istrinya. Umar, Kahalifah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang kedua
itu berkomentar antara lain : Dimana engkau letakkan amanah yang telah engkau
terima itu.
Lalu beliau membaca firman
Allah : (Q.S. An Nisa: 19) Artinya : Seandainya kamu tidak menyukai
mereka (maka bersabarlah/jangan ceraikan ). Mungkin kamu tidak mrnyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Sahabat yang dicintai, calon suami
istri, Rahimakumullah,,,
Amanah itu terpelihara dengan
mengingat Allah. Kebesaran, kekuasaan dan kemurahan-Nya. Ia dipelihara dengan
melaksanakan tuntunan agama.
Siramilah amanah itu dengan shalat
walau pun hanya lima kali sehari. Bersama kita Camkan beberapa ketentuan
dan nasehat berikut ini:
(QS. Al Maidah:1) Artinya:
"Wahai orang-orang yang
beriman! Penuhilah akad-akad perjanjian ."
(Q.S. At Thalaq:6). Artinya :
"Tempatkanlah mereka (istri)
itu dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
(Q.S. Al Baqarah:228). Artinya :
"Para istri mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf , dan para suami
mempunyai satu derajat di atas para istri Tahukah ananda, apa yang dimaksud
dengan derajat itu? Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istri
untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
SAHABAT YANG DICINTAI, MARI
BERSAMA KITA LAKSANAKANLAH SEMUA PERINTAH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA
DAN JANGAN LANGGAR LARANGANNYA, ANTARA LAIN ADALAH :
(Q.S. Al Isra' : 23). Artinya:
"Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan akh dan
janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia."
Allah subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di
antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-rum: 21).
Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman
tentang beberapa sifat para hamba-Nya:
“Dan orang-orang yang berkata:
"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: 74).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu
berkata: Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wa salam bersabda:
“Orang mu’min yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara
kalian adalah yang paling baik terhadap para isterinya.”
(HR. Turmizi, ia berkata: hadits
hasan shahih).
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
'Anhu dari Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wa salam, beliau bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan
setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Amir adalah
pemimpin, dan orang laki-laki adalah pemimpin keluarganya. Orang perempuan
adalah pemimpin rumah dan anak-anak suaminya. Maka setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang
dipimpinnya.”
(Muttafaq 'Alaih).
Orang bijak berkata:
Wahai anakku,
"Jadilah terhadap suamimu bumi
tempat dia berpijak, niscaya dia akan menjadi bagimu langit tempat engkau
berteduh.Terimalah pemberiannya, walaupun sedikit, dengan penuh rasa syukur dan
perkenankanlah permintaanya dengan penuh rasa hormat. Perhatikanlah arah
matanya tertuju dan hidungnya mengendus. Jangan sampai kedua matanya melihat
sesuatu yang buruk dari penampilanmu dan jangan pula hidungnya mengendus,
kecuali harum semerbak dari dirimu."
Wallahu bitaufik walhidayah,
http://www.facebook.com/notes/memetik-hikmah-disetiap-kata-kejadian/memetik-hikmah-kata-pernikahan/201185993240977