Ikhlas Aisyah..ikhlas...”
Begitulah sebait potongan dari
dialog film yang pernah “booming” di layar kaca (bioskop) Indonesia
(Kutipan dialog Film Ayat-Ayat Cinta)
Orang bijak pernah berkata bahwa
ikhlas itu hanya Alloh SWT yang bisa menilainya, jadi ikhlas itu apa ya???
Orang bijak berkata pula Keikhlasan
itu umpama seekor semut hitam di atas batu yang hitam di malam yang amat kelam.
Ia nya wujud tapi amat sukar dilihat.
Hmmff..???
Usut punya usut, sebenarnya apa siyy
definisi dari Ikhlas itu..??
Ketahuilah, sesungguhnya di dalam
tubuh terdapat segumpal daging. Jika, dia baik maka baiklah seluruh jasadnya.
Dan jika rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging
tersebut adalah hati”
Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya
Fudhail bin Iyadh: Bahwa maksud dari
amal yang ihsan (paling baik) adalah amal yang akhlash (paling ikhlas) dan yang
ashwab (paling benar). Ada dua syarat diterimanya amal ibadah manusia,
ikhlas dan benar
IKHLAS hanya mengharap Ridho Allah
Barangsiapa memberi karena Allah,
menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan
menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
Ikhlas itu…..
tidak suka dipuji orang
Sesungguhnya seorang hamba itu bila
merasa ujub karena suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya
hingga dia melepaskan perhiasan itu.
(Sayidina Abu bakar)
Syaikh Ahmad Ataillah mengingatkan:
“Orang beriman itu apabila mendapat pujian, maka ia merasa malu terhadap Allah
SWT atas pujian yang diterimanya, apabila sifat-sifat yang dimaksud tidak
dimilikinya sama sekali”.
Menyembunyikan amal
Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan,
maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS Al Baqoroh 274)
Berani menanggung resiko
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati
(QS Al Baqoroh 277)
Tidak malu mengatakan “aku tidak
tahu”
Al Khatib Al Baghdadi mengisahkan
bahwa Imam Malik ditanya 48 masalah, hanya dua yang dijawab, dan 30 masalah
lainnya dijawab dengan, “la adri“ (saya tidak tahu) (Al Faqih wa Al Mutafaqqih,
2/170).
Selalu Bersungguh-sungguh
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,
“Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di
hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin
berkurang jika dicela.”
Takut tidak diterima amalnya
Dan orang-orang yang memberikan apa
yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka *)
*)Maksudnya: karena tahu bahwa
mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, maka mereka khawatir
kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal
ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.
Memandang rendah amalnya
Di antara bencana yang dialami
seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang
dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga
diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan.
Amal yang paling baik adalah yang
paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka
tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan
diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya
karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan
petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).” (Fudhail bin ‘Iyadh)
***
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
"Orang yang ikhlas adalah orang
yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan amal
keburukannya" (Tazkiyatus An-Nafs, 17)
Rasulullah bersabda: Orang yang
paling bahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah yang mengucapkan
Laailaahaillallahu dengan ikhlas dari dalam hatinya (Bukhari)
Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata:
Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, "Dimanakah Malik bin
al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak suka
Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata
demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH
dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada
siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah." (Bukhari
- Muslim)
Agama ialah keikhlasan (kesetiaan
atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur’an), kepada rasulNya,
kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.” (HR. Muslim)
Seorang sahabat berkata kepada
Rasulullah, “Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan
dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang).”
Rasulullah Saw berkata, “Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan
pahala terang-terangan.” (HR. Tirmidzi)
Barangsiapa memurkakan (membuat
marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan
menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun
barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan
meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga
Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam
pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
Akhlak yang paling mulia adalah
menyapa mereka yang memutus silaturahim, Memberi kepada yang kikir terhadapmu,
Dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”(HR Ibnu Majah)
Rasulullah SAW menegaskan : "Yang
disebut dengan silaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau
pemberian, melainkan silaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah
terputus" (HR.Bukhari).
Ada 3 golongan yang tidak masuk
surga, yaitu: Pecandu arak, pemutus silaturahmi dan orang-orang yang
percaya sihir[H.R.Ahmad]
Memaafkan tidaklah serumit yang kita
bayangkan, tidaklah pula sesulit yang kita pikirkan, serta tidaklah pula
sepahit yang kita rasakan..Memaafkan itu engkau memberikan sedikit ruang
kebaikan di hatimu untuknya..