Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Sabtu, 09 April 2011

==Ikhlas itu...==


Ikhlas Aisyah..ikhlas...”
Begitulah sebait potongan dari dialog film yang pernah “booming” di layar kaca (bioskop) Indonesia (Kutipan dialog Film Ayat-Ayat Cinta)

Orang bijak pernah berkata bahwa ikhlas itu hanya Alloh SWT yang bisa menilainya, jadi ikhlas itu apa ya???

Orang bijak berkata pula Keikhlasan itu umpama seekor semut hitam di atas batu yang hitam di malam yang amat kelam. Ia nya wujud tapi amat sukar dilihat.

Hmmff..???

Usut punya usut, sebenarnya apa siyy definisi dari Ikhlas itu..??

Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika, dia baik maka baiklah seluruh jasadnya. Dan jika rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati”

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya
Fudhail bin Iyadh: Bahwa maksud dari amal yang ihsan (paling baik) adalah amal yang akhlash (paling ikhlas) dan yang ashwab (paling benar). Ada dua syarat diterimanya amal ibadah manusia, ikhlas dan benar

IKHLAS hanya mengharap Ridho Allah

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

Ikhlas itu…..

tidak suka dipuji orang
Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub karena suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.
(Sayidina Abu bakar)

Syaikh Ahmad Ataillah mengingatkan: “Orang beriman itu apabila mendapat pujian, maka ia merasa malu terhadap Allah SWT atas pujian yang diterimanya, apabila sifat-sifat yang dimaksud tidak dimilikinya sama sekali”.

Menyembunyikan amal
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS Al Baqoroh 274)

Berani menanggung resiko
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
(QS Al Baqoroh 277)

Tidak malu mengatakan “aku tidak tahu”
Al Khatib Al Baghdadi mengisahkan bahwa Imam Malik ditanya 48 masalah, hanya dua yang dijawab, dan 30 masalah lainnya dijawab dengan, “la adri“ (saya tidak tahu) (Al Faqih wa Al Mutafaqqih, 2/170).

Selalu Bersungguh-sungguh
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”

Takut tidak diterima amalnya
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka *)

*)Maksudnya: karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.

Memandang rendah amalnya
Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan.

Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).” (Fudhail bin ‘Iyadh)

***
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : 
"Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan amal keburukannya" (Tazkiyatus An-Nafs, 17)


Rasulullah bersabda: Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah yang mengucapkan Laailaahaillallahu dengan ikhlas dari dalam hatinya (Bukhari)

Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, "Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah." (Bukhari - Muslim)

Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur’an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.” (HR. Muslim)

Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang).” Rasulullah Saw berkata, “Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan.” (HR. Tirmidzi)

Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)

Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, Memberi kepada yang kikir terhadapmu, Dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”(HR Ibnu Majah)

Rasulullah SAW menegaskan : "Yang disebut dengan silaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan silaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah terputus" (HR.Bukhari).

Ada 3 golongan yang tidak masuk surga, yaitu: Pecandu arak, pemutus silaturahmi dan orang-orang yang percaya sihir[H.R.Ahmad]

Memaafkan tidaklah serumit yang kita bayangkan, tidaklah pula sesulit yang kita pikirkan, serta tidaklah pula sepahit yang kita rasakan..Memaafkan itu engkau memberikan sedikit ruang kebaikan di hatimu untuknya..