Sabar merupakan sebuah istilah yang
berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia.
Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar)
menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan
mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
waishbir nafsaka ma'a alladziina
yad'uuna rabbahum bialghadaati waal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu walaa ta'du
'aynaaka 'anhum turiidu ziinata alhayaati alddunyaa walaa tuthi' man aghfalnaa
qalbahu 'an dzikrinaa waittaba'a hawaahu wakaana amruhu furuthaan
Artinya:
"Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."
(QS. Al-Kahfi [18]:28)
Berbicara tentang sabar,
kadang-kadang orang mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. Ini adalah
ungkapan orang yang sudah tidak mampu lagi bersabar. Allah mengajarkan
kesabaran dan tidak pernah memberikan batas.
Ini maknanya bahwa bersabar
itu harus dilakukan terus sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengganti
musibah dengan kenikmatan. Banyak sekali orang yang protes ketika ada yang
memintanya bersabar. Seakan sabar adalah hal yang sangat merugikan dirinya. Hal
itu terutama terjadi jika ada orang yang berbuat hal-hal yang tidak berkenan
dihatinya. Memaafkan. Rasanya hal yang sangat sulit. Padahal Allah Subhanahu Wa
Ta'ala menjanjikan Syurga bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
wasaari'uu ilaa maghfiratin min
rabbikum wajannatin 'ardhuhaa alssamaawaatu waal-ardhu u'iddat lilmuttaqiina
Artinya:
"Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,"
(QS. Ali-'Imran [3]:133).
alladziina yunfiquuna fii
alssarraa-i waaldhdharraa-i waalkaatsimiina alghayzha waal'aafiina 'ani
alnnaasi waallaahu yuhibbu almuhsiniina
Artinya:
" (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan."
(QS. Ali-'Imran [3]:134)
Pilih mana, dendam yang
dapat menjurus ke neraka atau sabar dan menuju Surga? Sesungguhnya kita adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali. Sering yang terucap dari orang
yang tidak mudah untuk memaafkan orang lain adalah “enaknya”. Seakan ia ingin
menghukum orang itu dengan hukuman yang berat. Padahal kenyataannya dia
menghukum dirinya sendiri. Naudzubillah...
Marah-marah tanpa bisa melampiaskan.
Bahkan kehilangan rasa malu, karena tabiat buruknya itu dilihat oleh banyak
orang. Marah hanya akan merugikan diri sendiri. Memang tidak mudah untuk
mengendalikan amarah. Tapi jika kita berpikir bisa maka Allah akan memberi
petunjuk untuk menuju ke situ.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu
ista'iinuu bialshshabri waalshshalaati inna allaaha ma'a alshshaabiriina
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu [*], sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah [2]:153)
[*] Ada pula yang mengartikan:
"Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat".
Saat marah, jika dalam posisi
berdiri, maka duduklah, jika dalam posisi duduk berbaringlah, jika tetap saja
tidak bisa menahan emosi ambil air wudhu, shalatlah. Jika tetap saja sakit
hati, khusyuk dalam shalat. Insya Allah (kecuali jika Allah menghendaki lain)
sakit hati pasti akan hilang...
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
waista'iinuu bialshshabri
waalshshalaati wa-innahaa lakabiiratun illaa 'alaa alkhaasyi'iina
Artinya:
"Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu',"
(QS. Al-Baqarah [2]:45)
wa-idz qulnaa udkhuluu haadzihi
alqaryata fakuluu minhaa haytsu syi/tum raghadan waudkhuluu albaaba sujjadan
waquuluu hiththhatun naghfir lakum khathaayaakum wasanaziidu almuhsiniina
Artinya:
"Dan (ingatlah), ketika Kami
berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari
hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah
pintu gerbangnya sambil bersujud [*], dan katakanlah: "Bebaskanlah kami
dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan
menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".
(QS. Al-Baqarah [2]:58)
[*] Maksudnya menurut sebagian ahli
tafsir: menundukkan diri.
abaddala alladziina zhalamuu qawlan
ghayra alladzii qiila lahum fa-anzalnaa 'alaa alladziina zhalamuu rijzan mina
alssamaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna
Artinya:
" Lalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.
Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena
mereka berbuat fasik."
(QS. Al-Baqarah [2]:59)
Bersabar bukan hanya dalam menahan amarah.
Namun juga dalam menerima segala apa yang terjadi pada diri kita. Bersabar
dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah. Bersabar dalam perjuangan.
Terus menerus memperjuangkan apa yang menjadi kehendak kita dengan diiringi
do'a, hingga semaksimal mungkin kita lebih dekat dengan apa yang kita inginkan.
Termasuk berjuang untuk mengurangi penderitaan dan menuju kepada kesenangan,
kebahagiaan. Bersabarlah dalam mempertahankan kesabaran. Dan beruntunglah
orang-orang yang sabar.Masya Allah!
Laa haula wa laa quwwata illa billahi...
Wallahu'alam...
lahu mu'aqqibaatun min bayni yadayhi
wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa
biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin
suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin
Artinya:
"Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap
menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat
amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang
menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan
merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran
mereka.
(QS. Ar-Ra'd [13]:11)
http://www.facebook.com/notes/-pesona-cahaya-hati/sabar-tak-ada-batasnya/190897954258604