Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Jumat, 11 Maret 2011

"Berhentilah Mencari Kambing Hitam."


Ketika kita mengalami kebuntuan hidup, janganlah mencari-cari alasan dengan menyalahkan orang lain. Karena tindakan seperti itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Lebih baik kita berusaha terus menerus mencari penyelesaian masalah yang sedang kita hadapi. Yakinlah, dibalik kesulitan ada kemudahan.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
A-inna ma'a al'usri yusraan
Artinya:
" Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,"
(QS. Alam Nasyrah [94]:5).
Inna ma'a al'usri yusraan
Artinya:
"sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
(QS. Alam Nasyrah [94]:6).
Jadi, di balik satu kesulitan ada banyak  kemudahan. di antaranya ; mengerti akan kesusahan itu sendiri sebagai  pembelajaran/hikmah  gratis dari Allah dan berusaha untuk tidak terulang kembali serta mengerti akan orang yang tertimpa kesulitan serta memacu semangat kita untuk 'berbagi kesusahan'  pada saudara kita,yang lebih utama  Insya Allah mempertebal Iman untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  Aamiin Yaa Rabb.Selama kita di dunia, selama itu pula kita berhadapan dengan berbagai jenis problema. Tetapi percayalah hidup akan selalu menyenangkan dan menggembirakan, kalau kita berpikir positif, bersyukur, bertawakkal, serta memupuk sikap qona'ah.
Abdullah bin Amru Radhiyallahu berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam,(yang artinya):
"Sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya.
(H.R.Muslim).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu  bersabda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam :
"Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati".
( H.R.Bukhari dan Muslim).
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Wamaa min daabbatin fii al-ardhi illaa 'alaa allaahi rizquhaa waya'lamu mustaqarrahaa wamustawda'ahaa kullun fii kitaabin mubiinin
Artinya:
" Dan tidak ada suatu binatang melata [*] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya [**]. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
(QS. Huud [11]:6)
[*] Yang dimaksud "binatang melata" di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[*] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "tempat berdiam" di sini ialah dunia dan "tempat penyimpanan" ialah akhirat. Dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud "tempat berdiam" ialah tulang sulbi dan "tempat penyimpanan" ialah rahim.
Karena hatinya senantiasa merasa berkecukupan, maka orang yang mempunyai sifat Qana’ah, terhindar dari sifat loba dan tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama manusia karena merasa masih kurang puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.Disamping itu Qana’ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Qana’ah itu bersangkut paut dengan sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu untuk menumbuhkan sifat Qana’ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat pemulaan mungkin merupakan sesuatu yang memberatkan hati, namun jika sifat Qana’ah sudah membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya maka kebahagiaan didunia akan dapat dinikmatinya, dan kebahagiaan di akhirat kelak akan dicapainya.
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda (yang artinya) :
"Qana’ah itu adalah simpanan yang tak akan pernah lenyap".
(H.R.Thabrani).
Qona’ah / berpikir positif adalah sikap rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang. Qona’ah bukan berarti sikap hidup yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja keras, justru sikap qona’ah berfungsi sebagai dinamisator yang mendorong manusia untuk giat bekerja dalam mencapai kesejahteraan hidup.
Dalam pengertian yang luas Qona’ah mengandung lima hal yaitu :
1. Menerima dengan apa adanya
2. Memohon tambahan kepada Allah disertai dengan ikhtiar
3. Menerima dengan sabar ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
4. Bertawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
5. Tidak terlalu larut dengan kemewahan dunia.
Fokuslah pada kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita, serta berusahalah terus menerus menemukan keunikan diri, sehingga kehidupan kita menjadi lebih baik dan menyenangkan, Insya Allah, Aamiin.
Yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana 'alaykum raqiiban
Artinya:
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya [*] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [**], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
(QS. An-Nisaa [4]:1)
[*] Maksud 'dari padanya' menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam 'Alaihissalam  berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan 'dari padanya' ialah dari unsur yang serupa ya'ni tanah yang dari padanya Adam 'Alaihissalam diciptakan.
[**] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :"As aluka billah" artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuuna
Artinya:

" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali-'Imran [3]:102)
Asbabun Nuzul :
Faryabi dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di masa jahiliah, di antara suku-suku Aus dan Khazraj terdapat persengketaan. Sementara mereka sedang duduk-duduk, teringatlah mereka akan peristiwa yang mereka alami, hingga mereka pun jadi marah lalu sebagian bangkit mengejar lainnya dengan senjata. Maka turunlah ayat, 'Kenapa kamu menjadi kafir...,' serta dua buah ayat berikutnya." (Q.S. Ali Imran 101-103)
Wakayfa takfuruuna wa-antum tutlaa 'alaykum aayaatu allaahi wafiikum rasuuluhu waman ya'tashim biallaahi faqad hudiya ilaa shiraathin mustaqiimin
Artinya:
101. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Wai'tashimuu bihabli allaahi jamii'an walaa tafarraquu waudzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum idz kuntum a'daa-an fa-allafa bayna quluubikum fa-ashbahtum bini'matihi ikhwaanan wakuntum 'alaa syafaa hufratin mina alnnaari fa-anqadzakum minhaa kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la'allakum tahtaduuna

Artinya:
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
Faittaquu allaaha maa istatha'tum waisma'uu wa-athii'uu wa-anfiquu khayran li-anfusikum waman yuuqa syuhha nafsihi faulaa-ika humu almuflihuuna
Artinya:
" Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta'atlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu [*]. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. At-Tagaabuun [64]:16)
[*] Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.