Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 24 Maret 2011

Jamuan Makan Dengan Tuhan


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================

Allah…Dialah Yang Maha Dekat. Bahkan Dia lebih dekat kepada hambanya daripada hambanya kepada dirinya sendiri. Terkadang kita masih menganggap bahwa Allah adalah sesuatu yang jauh dilangit, sehingga ketika berdoa, kita pun mengarahkan wajah kita ke langit.
Sahabatku…jika kita mencoba untuk mengenalNya lebih dalam, kita akan menyadari bahwa Ia begitu dekat dengan kita. Manifestasi sifat-sifatNya terpancar diseluruh alam semesta.

Dunia ini adalah tempat dimana Tuhan Yang Maha Esa termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Manifestasi dari sifat-sifatNya bisa kita lihat disekitar kita, sifat Ar-RahmanNya, Yang Maha Pengasih termanifestasikan dalam kasih sayang orang tua kepada anaknya, dalam kasih sayang induk ayam menemani anak-anaknya ketika mencari makan, dalam tetesan air hujan, hingga matahari yang memancarkan kehangatan sinarnya kepada bumi.

SifatNya Al-Badii’, Yang Maha Indah, terwujud dalam Keindahan bunga-bunga yang merekah, dalam indahnya warna-warni pelangi, dan juga dalam kicauan burung-burung yang terdengar begitu merdu di telinga kita. Dengan sifatNya Al-Hadi, Yang Maha Pemberi Petunjuk, Ia selalu membimbing kita dengan penuh Cinta dan kasih Sayang sehingga kita bisa mengerti tentang arti kehidupan. Ia memberi petunjuk kepada kita agar kita mengetahui mana yang baik bagi diri kita, dan mana yang buruk. Dia yang mengajarkan kita bagaimana caranya untuk mengenal dan mencintai DiriNya agar manusia merasa tenteram dalam hidupnya karena memang untuk itulah kita diciptakan.

Sahabatku…dimana kita bisa menemukan tempat yang tidak ada Dia? Tidak ada satu tempat pun tanpa keberadaanNya. Kemanapun wajah kita menghadap kita melihat manifestasi dari sifat-sifatNya.

Dan Kisah dibawah ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh disana, Ia bukanlah sesuatu di langit sana. Tetapi ia ada di sekeliling kita, Ia selalu menemani kita, Ia selalu hadir bersama kita sebagaimana seorang sufi Dhu ‘l-Nun mengatakan “Ya Tuhan, ketika aku mendengar suara binatang, suara pohon-pohon, suara percikan air, kicauan burung-burung, gemuruh angin dan gelegar halilintar, aku menyadari pada mereka bukti dari keEsaanMu, aku merasakan bahwa Engkaulah Sang Pencipta, Yang Maha Besar, Yang Maha Bijak, Yang Maha Adil”. Tidak sesuatu pun yang luput dari kehadiranNya. Semoga Dia selalu menjaga hati kita agar senantiasa peka terhadap kehadiranNya di dalam setiap nafas kehidupan kita. amin

Salah satu bangsa Israel mendatangi Musa dan mengatakan, “Tolong sampaikan kepada Tuhanmu bahwa kami mengundangnya untuk makan malam.” Musa menjawab bahwa Tuhan tidak makan ataupun datang ke jamuan makan malam. Namun, ketika suatu kali Musa ke Gunung Sinai, Tuhan berkata kepadanya, “Mengapa tidak kau sampaikan undangan jamuan makan malam dari hambaKu?”

Musa berkata, “Tapi Tuhanku, Engkau tidak makan.” Tuhan menjawab, “Rahasiakan apa yang kau ketahui antara dirimu dengan Ku. Katakan pada mereka bahwa Aku akan datang memenuhi undangannya.”

Musa turun dari Gunung Sinai dan mengumumkan bahwa Tuhan akan datang pada jamuan makan malam tersebut. Tentunya setiap orang mempersiapkan hidangan yang luar biasa, termasuk Musa. Pada saat mereka semua sibuk memasak, tiba-tiba muncul seorang kakek tua yang keletihan setelah melakukan perjalanan jauh.
“Aku sangat lapar,” dia berkata kepada Musa. “Tolong berikan aku sesuatu untuk dimakan.”
Musa menjawab, “Bersabarlah, Tuhan alam semesta akan datang. Ambil ember ini dan timbalah air disumur, kau juga bisa membantu kami menyiapkan hidangannya.”

Setelah ember terisi, kakek tua tersebut memberikannya kepada Musa dan sekali lagi meminta makanan kembali, tetapi tidak ada yang bisa memberikan ia makanan sebelum Tuhan datang. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, namun Tuhan tidak juga muncul. Setiap orang mulai menyalahkan Musa atas ajakannya yang tidak benar. Musa merasa sangat malu.

Keesokan harinya, Ia mendaki Gunung Sinai dan berkata, “Tuhanku, apa yang kau lakukan padaku? Aku berusaha meyakinkan setiap orang bahwa Engkau Wujud, Kau berkata bahwa Kau akan datang pada jamuan tersebut dan Kau tidak pernah muncul. Tidak seorang pun yang akan mempercayaiku lagi!”
Tuhan menjawab, “Aku datang, Aku sebenarnya mendekatimu, tetapi ketika Aku memberitahumu bahwa Aku lapar, kau menyuruhkKu menimba air. Aku kembali meminta, tetapi engkau menyuruhKu menyiapkan hidangan. Baik kamu maupun orangmu tidak mampu menyambutKu dengan hormat.”

“Tuhanku, seorang kakek tua datang kepadaku dan meminta makanan kepadaku. Tetapi ia hanyalah seorang mahluk hambaMU.”

“Aku bersama hambaKu yang kelaparan itu. Menghormatinya berarti menghormatiKu. Melayaninya berarti melayaniKu. Seluruh langit dan bumi terlalu kecil untuk menampungKu, tetapi tidak demikian dengan hati para hambaKu. Aku tidak makan, tidak pula minum, tetapi menghormati hambaKu yang kelaparan berarti menghormatiKu. Memperhatikan mereka yang kelaparan adalah memperhatikanKu.”
--------------------------------------------------

Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan, dari Abu Hurairah Ra, ia berkata: Aku mendengar Kekasihku Rasulullah ShalallahuAlaihi Wassalam bersabda:” Sesungguhnya Allah SWT berfirman pada hari kiamat,” Wahai Anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjengukKu. Aku lapar tapi engkau tidak memberiKu makan. Aku haus tapi engkau tidak memberiKu minum”.

Anak adam berkata,” Wahai Rabb, bagaimana aku menjengukMu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan sakit namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, niscaya engkau akan mendapatiKU bersamanya ?”

Anak adam berkata,” wahai Rabb, bagaimana aku memberimu makan sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
  Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan ( pengemis ) meminta makan kepadamu namun engkau tidak memberinya makan? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, niscaya engkau mendapati pahalanya padaKU?”.

Anak adam berkata,” wahai Rabb, bagaimana aku memberimu minum sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan meminta minum kepadamu namun engkau tidak memberinya minum? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum,niscaya engkau mendapati pahalanya padaKU ?” .( HR.Bukhari-Muslim dalam shahihnya ).

Semoga bisa diambil hikmahnya..!!!!

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalamualaikum


http://www.facebook.com/notes/renungan-dan-motivasi-ifta-istiany-notes/renungan-jamuan-makan-dengan-tuhan/203949072967081