"Setiap keta'atan kepada Allah
itu diperlukan kesabaran. Orang yang tidak sabar menjalankan amal ta'at, pasti
didorong oleh hawa nafsunya untuk berbuat maksiat. Dengan demikian, maka
jiwanya perlahan-lahan jauh dari kebenaran dan jauh dari keberkahan.
Di antara contoh kesabaran dalam
keta'atan adalah berteman dengan orang-orang shaleh & menjauhi orang-orang
yang buruk perilakunya."
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Waishbir nafsaka ma'a alladziina
yad'uuna rabbahum bialghadaati waal'asyiyyi yuriiduuna wajhahu walaa ta'du
'aynaaka 'anhum turiidu ziinata alhayaati alddunyaa walaa tuthi' man aghfalnaa
qalbahu 'an dzikrinaa waittaba'a hawaahu wakaana amruhu furuthaan
Artinya:
"Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."
(QS. Al-Kahfi [18]:28).
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala;
Falidzaalika faud'u waistaqim kamaa
umirta walaa tattabi' ahwaa-ahum waqul aamantu bimaa anzala allaahu min
kitaabin waumirtu li-a'dila baynakum allaahu rabbunaa warabbukum lanaa
a'maalunaa walakum a'maalukum laa hujjata baynanaa wabaynakumu allaahu yajma'u
baynanaa wa-ilayhi almashiiru
Artinya:
"Maka karena itu serulah
(mereka kepada agama ini) dan tetaplah [*] sebagai mana diperintahkan kepadamu
dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : "Aku beriman
kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku
adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal
kami dan bagi kamu amal- amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan
kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) ".
[*] Maksudnya: tetaplah dalam agama
dan lanjutkanlah berdakwah.
(QS.Asy-Syuura [42]:15).
Seorang teman yang shaleh selalu
memperhatikan perintah dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karenanya ia
selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan
mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam bersabda (yang artinya):
"Seseorang itu terletak pada
agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada
siapa dia mengambil teman dekatnya"
(HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim,
al-Baghawi).
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah
mengatakan,
Allah menggabungkan dua jiwa, yakni
jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling
bermusuhan dalam diri seorang manusia.
Disaat salah satu melemah, maka yang
lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa
meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai
tubuhnya.
Seperti sabda Rasulullah,
(artinya)"..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada
seorangpun yang dapat memberinya petunjuk".(Mutafaq'alaihi)
Sifat lalai, tidak mau belajar
agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa
jahat dalam tubuh kita berkuasa.
Sedangkan sifat rendah hati, mau
belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat
jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Ingatlah, bahwa sikap baik &
memaafkan terhadap orang yang mendzalimi kita tidaklah sia-sia. Allah akan
mencatatnya sebagai amal mulia.
Suatu ketika si'jahat' akan luluh
hatinya & takluk kepada kita. Mulai sekarang, marilah kita 'belajar'
memaafkan.
Sesungguhnya bisa memaafkan orang
lain adalah sebuah kekayaan hati yang luar biasa & Insya Allah menyebabkan
hati kita bahagia.Aamiin."
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Khudzi al'afwa wa/mur bial'urfi
wa-a'ridh 'ani aljaahiliina
Artinya:
"Jadilah engkau pema'af dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh.
(QS. Al-A'raf [7]:199).
Pernah suatu ktika Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam diperlakukan sangat tidak senonoh. Para Sahabat
Beliau tersinggung. Umar bin Khattab marah & ingin membunuh orang yang menjahati
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
Namun Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam mencegahnya. Dalam waktu tidak berapa lama, orang yang
mendzalimi Rasulullah jatuh sakit. Orang pertama yang menjenguk si 'dzalim' tsb
adalah Rasulullah. Bayangkan, betapa lembut sifat Rasulullah?
Allaahumma Shalli 'Alaa Muhammad
Wa alaa 'alihi wasahbihi wabaarik wa
sallim 'ajmain, Aamiin..
Wahai diri & sahabatku yang
dicintai,,,:)
"Segala sesuatu itu 'pasti' ada
pertanyaan & setiap pertanyaan itu sudah 'pasti' ada jawabannya. Dan yang
menjawabnya adalah ajaran-Nya."
~Abriansyah M Noor~
"Memang benar
bahwa,"Setiap pertanyaan ada jawabannya. Dan yang menjawabnya pun adalah
ajaran-Nya. Akan tetapi bagaimana diri ini mengetahuinya, kalau tidak 'belajar'
& mem'baca' serta meng'AMAL'kan-nya!."
~Abriansyah M Noor~
"Janganlah selalu 'mencari-cari
kesalahan', & mencari-cari 'pembenaran'.
Akan tetapi carilah Kebenaran yang
sesuai dengan ajaran-Nya.
Berhentilah!, Perbaiki Kesalahan itu
dengan jalan Kebaikan & Kebenaran!".
~Abriansyah M Noor~
Tidak akan pernah 'tercipta'
kebaikan bila tidak disebabkan oleh keburukan.
Mengenali satu keburukan
berarti satu langkah menuju kebaikan. "
~Abriansyah M Noor~
Mengenal dri & orang lain itu
baik.
Akan lebih baik lagi bila
mengenali PENCIPTANYA.
Bila 'Kenal' PENCIPTANYA
maka akan 'mengerti atas semua perilaku makhluk-Nya
~Abriansyah M Noor ~
"Kepandaian seseorang itu
terkadang akan menjadi suatu 'kebodohan', bila seseorang itu tidak memiliki
suatu kebijakan. Kepandaian seseorang 'memang diperlukan', akan tetapi
kebijakan seseorang itu lebih & sangat dibutuhkan."
~Abriansyah M Noor~
Diriwayatkan
dari Umar Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
bersabda,(yang artinya);
"Orang
yang paling disukai Allah adalah yang paling berguna. Amal yang paling disukai
oleh Allah adalah kegembiraan yang kamu masukkan ke dalam hati seorang muslim
atau kamu lenyapkan kesulitan yang dialaminya, atau kamu bayarkan utangnya,
atau kamu usir kelaparan darinya.
Sesungguhnya
bila aku berjalan dengan saudara muslimku untuk suatu keperluan(nya),
benar-benar lebih kusukai daripada aku i'tikaf selama sebulan di dalam Masjid.
Barangsiapa
yang berjalan bersama dengan saudaranya sesama muslimnya untuk keparluan hingga
dia dapat menolongnya, niscaya Allah akan mengukuhkan telapak kakinya pada hari
semua telapak kaki terpeleset (hari kiamat)
(HR. Ibnu
Abidun-ya & Ath-Thabrani).
"Bagaimana diri akan
men'dapat'kan suatu ketenangan & kebahagiaan.
Bila segala sesuatu itu dibangun
atas dasar ke'bohong'an.
Dan sampai kapan segala sesuatu itu
akan terus bertahan,
bila semuanya tidak ada
ke'jujur'an."
~Abriansyah M Noor~
"Kehidupan di alam dunia
hanyalah sesaat,
maka jadikanlah ia sebagai lahan
keta'atan."
(Al-Imam Asy-Syafi'i).
"Bagaimana ' men'jawab'kan,
bila tidak ada 'pertanyaan',
Bagaimana 'menjelaskan', kalau tidak
mengerti 'permasalahan',
Bagaimana di'maaf'kan, bila
tidak di'ucap'kan 'kesalahan',
Bagaimana di'ampun'kan, bila tidak
ber'usaha' me'mohon'kan,
Bagaimana 'ingin' ke'bahagian', bila
diri 'selalu' dalam ke'gelisah'an',
Bagaimana 'ingin' ke'tenang'an, bila
diri selalu' ber'keluh-kesah'an,
Bagaimana 'ada' ke'berani'an, kalau
ke'takut'an diper'turut'kan,
Bagaimana 'ada' ke'damai'an, bila
tidak sesuai dengan tuntunan,
Bagaimana dapat ke'cinta'an, kalau
tidak me'laksana'kan ajaran."
~Abriansyah M Noor~