Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Kamis, 24 Februari 2011

Nasihatilah kami….


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kepada seorang ulama, orang-orang mulia, dan para aulia, aku mengatakan: “Berilah kami nasihat. Yang mampu menyadarkan hati.
Sungguh hati kami sudah ringkih karena dosa. Sayap-sayap kami telah patah karena kesalahan. Kami, larut dalam dosa demi dosa. Kami, melanggar perintah Yang Maha Mengetahui yang ghaib. Sampai hati kami
menjadi kasar kesat.
Ia lalu memberi nasihat. “Panas sekali hati ini. Duka lara yang begitu dalam, ya Rabb, Wahai Ibnu Adam, mengapa engkau lama melakukan dosa tanpa menyesal. Mengapa engkau bermain dengan neraka. Mengapa engkau sepelekan Yang Maha Memaksa. Dia Yang memberimu makan siang dan malam.
Dia Yang menjadikanmu duduk dan menjadikanmu berjalan. Kemudian engkau bangkit berdiri dan melanggar perintah-Nya? Padahal Dia Maha Tinggi Kuasa-Nya. Maha Agung Kekuatan-Nya.
Di manakah pikiranmu wahai yang tertipu? Lupakah engkau dengan hari perlintasan, saat melewati jembatan. Semua burung terpuruk jatuh karena takut. Semua orang tenggelam ketakutan dan kengerian. Abu Bakar ra, ketakutannya membuat dirinya gemetar seperti burung. Dadanya mengeluarkan suara bergemuruh. Umar bin Khattab ra, ketakutannya telah menjatuhkannya di atas tanah. Lalu ia dipapah oleh orang-orang.
Sedangkan Utsman bin Affan ra, dzun nuurain, ketakutannya menjadikannya menangis setelah melihat kuburan. Dan lihatlah Ali binAbi Thalib ra, yang ketakutannya menumpahkan air matanya. Adalah Umar bin Abdul Aziz, menangis dan dadanya juga bersuara mendidih. Ia mengatakan, “Wahai manusia, ingatlah pagi hari itu. Demi Allah, andai Al Qur’an ini diturunkan di atas batu cadas, yang keras, batu itu akan pecah. Jika ia diturunkan di bebatuan, batu itu akan terbelah.
Sementara engkau membaca Al Qur’an dalam kondisi lalai dan lupa…
Subhanallah, engkau telah tertipu dengan masa muda. Engkau tertipu karena hiasan pakaian. Engkau lupa, saat suatu hari jasadmu tertimbun tanah.
Maka, jangan lalai dari dzikir kepada-Nya. Jangan lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Jangan merasa aman dari makar-Nya. Dialah yang telah menyumbat hidung Fir’aun terlaknat, dengan tanah. Dialah yang mencerai beraikan seluruh pasukannya. Sungguh menderita sekali siapapun yang mendurkhakai-Nya. Padahal mereka telah mendapat hempasan angin begitu hebat. Padalah Dia telah membuktikan kemarahan-Nya dengan
menghancurkan rumah-rumah. Padahal Dia telah meratakan gunung-gunung dengan mudahnya.
Rambutmu telah memunculkan uban. Tapi engkau masih menggenggam kapak kemaksiatan. Mengapa tidak engkau mempan oleh ayat-ayat? Mengapa engkau bergeming dengan nasihat dan nasihat? Mengapa engkau tak
mengingat kematian dan kematian? Engkau tetap berlalu dengan kesombongan, dan mengendarai semua kemungkaran.
Dahulu, Ibnu Wahb pernah mendengar firman Allah swt, “Wa idz yatahaajjuuna fin naar…” (Ingatlah), ketika mereka saling berbantahan di neraka. Usai mendengar ayat itu ia jatuh pingsan di rumahnya. Dan tak lama kemudian, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di sore hari itu. Dahulu, Umar pernah menyimak sejumlah surat Al Qur’an lalu terpelanting jatuh, dan sakit selama satu bulan. Air matanya seperti anak-anak sungai. Dahulu, Sofyan pernah membaca surat Az Zalzalah. Lalu ia seperti menghadapi hari kematiannya. Sungguh
sebagian burung elang bisa jatuh dari langit. Sungguh di antara batu-batu akan terbelah dan mengeluarkan air dari sela-selanya.
Sungguh telah banyak ulama yang tidak sadarkan diri karena ketakutannya kepada Allah swt.
Periksalah hatimu. Ingatlah dosa-dosamu. Musa tersungkur ketakutan dan jatuh pingsan. Hatinya tak pernah sepi dari ketakutan dan kegelisahan.Sebagian orang-orang shalih, wajahnya berhias bekas air mata. Lalu mengapa engkau bisa melewati pagi dan siang begitu saja? Sedangkan para Rasul seluruhnya mengatakan, duhai jiwaku, duhai jiwaku. Apakah engkau melupakan kubur wahai yang tertipu? Apakah engkau melupakan hari kebangkitan? Hari penampakan segala yang ada dalam dada.
Sebagian orang-orang shalih ada yang datang ke tempat tidurnya. Tapi ia lalu bangun kembali, berdiri dan menangis tersedu. Orang-orang bertanya, “Ada apa dengan dirimu?” Ia mengatakan, “Tiba-tiba aku teringat firman Allah “Yauma-idzin tu’radhuuna laa takhfaa minkum khaafiyah..” (Hari itu akan ditampakkan, tanpa ada yang tersembunyi dari kalian). Ayat ini saja sudah cukup.
Sa’id bin Musayyib. Imam yang sangat dicinta. Orang zuhud yang dekat kepada Allah. Salah satu matanya tak mampu melihat karena menangis. Rona wajahnya menjadi kuning karena khusyu’ tatkala ia sujud dan ruku’. Yazin bin Harun. Imam yang terpercaya. Ia juga buta karena tangisan. Tapi ia tidak pernah mengadu dan mengeluh. Saat orang-orang bertanya padanya, “Apa yang engkau perbuat dengan kedua matamu yang
indah?” Ia mengatakan, “Aku telah mengikatnya disisi Yang Maha Esa. Aku menghilangkannya karena tangisan di waktu sahur. Karena ketakutan kepada Yang Maha Kuat Kehendak-Nya.
Jika mendengar kisah-kisah ini, demi Allah kita menjadi sadar akan cacat yang ada. Kita tidur sepanjang malam. Seperti kita bukan orang yang memeluk agama ini. Seorang salaf mengatakan, “Wahai yang tertipu, jika engkau mengira Allah tak melihatmu, lalu engkau melakukan prilaku ini dan itu, pasti engkau ragu. Dan jika engkau mengetahui bahwa Dia melihat perilaku dan perbuatanmu, menghitung dan memantau gerak gerikmu. Tapi engkau tetap berani melanggar yang dilarang-Nya, meremehkan tuntunan-Nya, sungguh itu pertanda engkau tidak memiliki hati dan pikiran. Tidak pernahkah engkau menghunjungi kubur? Tidak takutkah engkau melihat kubur? Tidak pernahkah engkau melihat seorang terbujur mati? Lalu ulat berjalan dimata mereka. Kecantikan,
keindahan, pangkat, kedudukan terlah pergi. Hanya amal.
Sebaik-baik air mata, adalah air mata taubat. Semulia-mulia kesedihan adalah kesedihan orang yang kembali kepada Allah swt. Kantuk yang paling menenangkan adalah kantuknya orang-orang yang melakukan tahajjud. Pakaian yang paling indah adalah pakaian ihram. Betapa nikmatnya lapar orang-orang puasa. Betapa bahagianya orang-orang yang melakukan shalat. Betapa mulianya pengorbanan orang yang bersedekah.


http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/nasihatilah-kami/10150130241006042