♥●♥_◕_♥●♥
Sering kali bahkan tanpa kita sadar
kata-kata "Aah..", "Aduh", "Sayang sekali",
"Kenapa yah?", "Koq aku dapet masalah terus?", dan
kalimat-kalimat lainnya yang terkesan "Keluhan" keluar dari bibir
kita.
Kata-kata ringan tapi punya makna
belum bisa menerima apa setulus hati apa yang sedang dialaminya,
entah itu ujian dalam bentuk musibah
besar atau yang kecil sekalipun.
Satu ketika seorang sahabat
bertutur, "Kenapa yah koq akhir-akhir ini berbagai musibah menimpaku?
Ditambah lagi teman-teman mulai kurang perhatian padaku dan aduh aku jadi tidak
dipercaya.
Ada yang bilang kurang perhatianlah,
nggak adillah, inilah itulah. Aku jadi bingung. Padahal aku sudah berusaha
berbuat apa yang aku bisa. Aku jadi sedih. Kenapa semua berakhir seperti
ini?"
Seseorang yang mulanya berniatan mulia,
ketika mendapat tekanan-tekanan dari sekelilingnya bisa saja mengeluarkan
penuturan seperti di atas. Di satu sisi dia ikhlas menerima apa yang sedang
dialaminya, tapi disisi lain ada bisikan-bisikan yang membuatnya menyesali
keadaan.
Keluh kesah yang terpancar lebih
disebabkan karena mengikuti dorongan hawa nafsu, tidak mampu menahan rasa pedih
atau emosi batin, kurang bersyukur terhadap nikmat yang begitu banyak
dibandingkan bencana yang baru menimpa, atau karena kelemahan iman terhadap
qadha dan qadar, sehingga tidak memahami hikmah dibalik bencana tersebut.
Kenapa sih mesti ada musibah?
Musibah itu adalah sarana ujian atas prestasi keimanan seseorang. Rasulullah
SAW bersabda, "Orang-orang yang paling besar mendapat ujiannya adalah para
nabi, kemudian para syuhada, kemudian orang-orang setingkat dengannya."
Disamping itu, musibah merupakan
sarana untuk mengukur kebenaran iman. Alloh menurunkan musibah agar kita
benar-benar bisa mengukur apakah benar kita beriman atau tidak? atau bisa jadi
musibah diturunkan sebagai azab atas kemaksiatan dan kekufuran agar kita
menjadi jera. Bukankah diturunkannya azab di dunia lebih baik dari pada di
akhirat kelak? Agar kita lebih dulu menyadari kesalahan dan dosa-dosa kita.
Subhanalloh betapa cintanya Alloh
pada orang-orang yang mendapat musibah dan berhasil memupuk kesabaran atas
dirinya. Alloh berfirman dalam surat Ar-Rum:41, "Telah nampak kerusakan di
darat dan di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Alloh
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar."
♥●♥_◕_♥●♥
Kunci utama dari pemecahan masalah
ini adalah sabar, yaitu menahan diri dari keluh kesah, amarah, apalagi dari
harapan mendapat belas kasihan dari orang lain.
SAW bersabda, "Sabar itu
tatkala menghadapi ujian musibah yang pertama." Karena pada saat-saat
itulah Alloh menguji iman seseorang, apakah dia berhasil melawannya dengan
mengembalikan segala urusannya pada Alloh dan memendam emosinya dalam-dalam,
atau malah semakin larut dalam duka yang berkepanjangan hingga selalu merasa
gelisah.
Apakah bersabar dengan memendam
emosi dapat menyelesaikan masalah? Tentu saja belum. Setidaknya dengan memendam
emosi, ada perasaan tenang di hati kita. Ketika perasaan tentram itu datang,
akan ringanlah bagi kita untuk berpikir jernih. Ketika ujian kesabaran telah
kita lewati, selanjutnya kita harus mencek dan ricek kembali apa hakikat dari
musibah-musibah yang telah kita alami.
Mari kita telaah setiap permasalahan
/ musibah yang sedang kita hadapi, agar kita terbebas dari penyakit keluh
kesah, dengan
- Menjauhi semua penyebab timbulnya penyakit keluh kesah.
- Mempelajari akibatnya.
- Memahami makna sabar dan seluruh manfaatnya.
- Meyakini bahwa cobaan adalah takdir dari Alloh yang terbaik bagi kita, dan kelak akan terbukti hikmahnya.
- Menahan emosi semaksimal mungkin sehingga tidak menimbulkan reaksi negatif terhadap tindakan fisik.
- Jika masih ada rasa kesal, segera beranjak dari tempat duduk, ambil air wudhu dan baca istighfar sebanyak 3 kali.
- Berdoa, "Ya Alloh, selamatkanlah aku dalam musibahku ini, dan semoga engkau menggantinya dengan sesatu yang lebih baik daripada ini."
- Selalu bersyukur akan nikmat yang diterima.
Bagaimanapun musibah menuntun kita
kejalan yang lebih baik dan lewat musibahlah Alloh mengabulkan do'a yang sering
kita panjatkan, "Ya Alloh, tuntunlah kami ke jalan yang benar, jalan yang
Engkau ridhoi." Agar kita tergolong orang-orang yang beruntung dikehidupan
mendatang. Semoga kita bisa mengganti kata Aduh, Sayang Sekali, Kenapa Yah?
dengan kata-kata yang lebih punya makna seperti "Masya Alloh",
"Astaghfirullah", dan kata-kata lain yang lebih bisa menentramkan
hati kita. Wallahu a'lam bishawab
♥●♥_◕_♥●♥