Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Rabu, 19 Januari 2011

" Sidik Jari Manusia "


THE SUPER SUPERVISOR
Dalam era teknologi manusia dapat memantau apa yang dilakukan manusia lainnya pada ribuan mill dengan bantuan teknologi canggih satelit. Penciptaan teknologi canggih ini berangkat dari sifat manusia yang ingin tahu apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan orang lain. Dengan kata lain teknologi ini dapat mengawasi dan memantau orang lain. Berbicara tentang pengawasan, manusia bila tidak diawasi maka dia akan berbuat seenaknya, seperti seorang pekerja tanpa pengawasan atasannya mungkin dia akan bekerja asal-asalan tapi ketika dia mengetahui bahwa sedang diawasi pastilah dia akan bekerja dengan sunguh-sungguh dan rapih.
Karena itu dalam dunia kerja dibutuhkan seorang pengawas atau supervisor; tidak cukup seorang menajer memperhatikan semua bawahannya tanpa dibantu supervisor-supervisornya. Contoh yang lain adalah ketika seorang shalat dan tidak menyadari bahwa ada yang mengawasinya alias melihatnya, shalatnya asal-asalan; asal menggugurkan kewajiban makanya tidak thuma'ninah dan bacaannya cepat. Jikalau dia menyadari pastilah shalatnya akan khusuk dan thuma'ninah. Dalam ajaran agama Islam ada keyakinan bahwa setiap manusia diawasi oleh Allah melalui perangkat pengawasan yang ketat . Pengawasan yang diciptakan-Nya ini semata untuk sebuah keadilan manusia itu sendiri ketika datang hari Hisab.


Bagaimana sistim pengawasan Allah berjalan? Kita mulai dari firmannya yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat" Bagaimana kita memahami Allah Maha Mendengar? Dan bagaimana kita memahami Allah Maha Melihat? Ada kesalahan dalam memahami firman Allah tersebut pada kebanyakan manusia. Siapa yang tak tahu bahwa Allah itu Maha Mendengar dan Melihat tapi kenapa kemaksiatan merajalela terus. Si fulan, muslim tapi terus melakukan korupsi, si anu muslim doyan selingkuh ,dsb. Mereka tahu bahwa Allah Maha Mengetaui, Maha Mendengar dan Maha Melihat. Hal ini terjadi karena kita salah memahami makna Maha Mendengar dan Maha Melihat, sering kita mempersonifikasikan perbuatan Allah dengan perbuatan manusia. Manusia mengira melihatnya Allah seperti melihatnya, manusia mengira mendengar-Nya seperti mereka mendengar bahkan kita memahami seperti orang-orang kafir yang mengatakan Al-Quran hanyalah dongeng-dongeng belaka. 24. dan apabila dikatakan kepada mereka "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu", (an-Nahl, 16:24) Firman-firman Allah di bawah ini menggambarkan bagaimana pengawasan Allah terhadap alam semesta ini termasuk manusia.
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaff. 50:18) "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-An'am, 6:59) "Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61) Allah Swt. Melakukan pengawasan seketat itu tak lain untuk memberikan keadilan yang seadil-adilnya bagi manusia di pengadilan-Nya. " Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya? (QS. At-Tiin, 95:8) Bagaimana tangan dan kaki kita berkata dan bersaksi pada pengadilan Allah Swt? "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yaasiin, 36:65) Mari kita pahami ayat ini dengan pendekatan dan tinjauan teknologi dan saint. Buang jauh-jauh personifikasi tangan berkata dan kaki bersaksi seperti apa yang didapatkan waktu kecil, yang lama tertanam pada alam bawah sadar ( Sub conscious mind ). Bukan tidak mungkin Allah mengadili manusia sebagaimana manusia mengadili di dunia. Di dalam pengadilan manusia seorang terdakwa akan dinyatakan salah dan menjadi tersangka bila bukti-bukti dan saksi-saksi yang ada mengarah dan memberatkan terdakwa sebagai pelakunya. Diantara alat bukti di pengadilan dunia, antara lain:
1. Alat Recording seperti CCTV atau secanggih satellite pemantau tapi alat ini tak dapat menangkap apa yang dibicarakan terdakwa melainkan gerak-geriknya saja. Ini sebuah kelemahan atau keterbatasan alat itu.

2. Teknologi Tapping, teknologi menyadap di tubuh manusia; biasanya dilakukan pada tingkat intelligent. Semua gerak-gerik dan pembicaraan manusia dapat dilihat dan didengar. Alat ini ditanam di tubuh manusia. Siapa yang mengajarkan manusia pandai membuat alat-alat tersebut kalau bukan Allah jua seperti firmannya:
"Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".(QS. Al-'alaq, 96:5)
> 3. Sidik jari, dll >
KETIKA TANGAN BERKATA
Sidik jari merupakan identitas diri manusia yang menjelaskan motivasi,
kepribadian dan kemampuannya. Tidak ada sidik jari yang sama di dunia ini meskipun sidik jari manusia kembar. Dugaannya karena ucapan, perbuatan dan niat orang masing-masing berbeda. Sidik jari manusia diasumsikan sebagai
perekam audio. Pola rekaman pada CD sama dengan pola rekaman sidik jari. Dengan kata lain di tangan-tangan manusia ada rekaman-rekaman suara semasa hidup dunia. Suara saja tidak cukup sebagai alat pembuktian mesti ada pembuktian visual. Dimana pembuktian visual pada tubuh manusia? Di kaki-kaki manusia ada rekaman gambar terhadap apa yang mereka perbuat
semasahidup di dunia. Mengapa tubuh kita bisa merekam karena tubuh kita satu-satunya benda di alam semesta ini yang mengandung magnet yang terbesar ( Giant Magnet ) setiap materi atau benda yang mengandung magnet maka materi itu dapat merekam. karena itu ada alat scanning buat pasien di rumah sakit namanya MRI; Magnetic Resonance Image. Merekam apa yang dilakukan otak pasien dan tubuhnya. Manusia adalah perekam yang terbaik maka rekamlah apa-apa yang baik buat diri kita baik berupa ucapan, perbuatan serta pandangan/peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Bagaimana mereka yang cacat, tidak punya tangan dan kaki, kesaksiannya seperti apa?
Selama manusia punya kulit yang diasumsikan sebagai pita kasetnya maka dia dapat merekam semua ucapan dan perbuatannya selama hidup di dunia. Notulen pernah membaca suatu hadis bahwa nanti di padang mahsyar setiap manusia akan menerima sebuah kartu identitas pribadi seukuran chip yang kemudian setelah diterima tangan-tangan mereka, baik tangan kanan atau kiri sembari mengeluarkan suara syahadat tiba-tiba terbentang seluruh ucapan dan perbuatan kita terbentang di hadapan manusia tersebut sehingga dia tidak bisa berbicara/beralasan sedikit pun alias speechless;
speechless inilah yang dipahami sebagai "Hari ini Kami tutup mulut-mulut
mereka.."


http://www.facebook.com/notes/melati/-sidik-jari-manusia-/175144869190563