Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
==============================
Teduhkanlah hatiku, lelapkan
jiwaku..
Duhai engkau Cahaya Mataku, yang
menuntun jalanku..
yang memandu hidupku..
Yang meredupkan sedih penatku..
Tersenyumlah, bahagialah..
Sungguh engkau yang melumpuhkan
hatiku..
Yang melipurkan rinduku..
Yang menyejukkan cinta dihatiku
---------------------------------------------------
Apa kabar buat suamiku..Sang
Cahaya Mataku.,
Semoga Allah senantiasa merahmati
dan memberkati dirimu yang sudah lama tak kutemui, namun doaku tidak pernah putus
mengiringi setiap langkahmu demi meraih keridhaanNya.
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seindah-indah
perhiasan dunia adalah wanita yang solehah,"
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam
melalui Rasulullah SAW yang kita cintai. Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan
pandanganmu dan juga rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti. Begitu
kan katamu waktu itu..?
Wahai suamiku, Cahaya Mataku..
"Dinikahi seorang wanita karena
empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka
pilihlah agamannya, maka beruntunglah kedua tanganmu".
Itulah sebuah pijakan utama buatmu
memilih calon isteri. Dan komitmenmu itu menjadi sebuah pijakan utama yang
menjadi hafalanku sejak aku beranjak dewasa, ketika engkau hendak melamarku. Itu
kan katamu waktu itu..??
Jika harta yang engkau idamkan, maka
ketahuilah diriku bukanlah orang yang berada. Tiada harta yang dapat
kupersembahkan dalam ijab-kabul kita. Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau
akan menikmati sedikit kesenangan apabila ijab-kabul telah dilafazkan.
"Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (QS Ar Ruum:
21)
Jika keturunan yang engkau dambakan,
ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia biasa dari keluarga yang biasa pula.
Namun apa yang pasti..? Aku adalah keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi
Adam as dan bunda Siti Hawa as, sama seperti mu.
"…Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan
yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. Ali Imran: 159-160)
Kecantikan, itulah pandangan pertama
setiap insan. Malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas seperti
manusia yang lainnya. Ketahuilah wahai suamiku, jika kecantikan itu yang engkau
inginkan dari diriku, maka engkau telah salah langkah.
Tiada kecantikan yang terlihat orang
lain yang dapat kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan
diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau
hanya akan sia-sia jika hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.
Dan aku tidak dapat menjanjikan,
bahwa aku mampu membahagiakan rumahtangga kita nantinya, karena aku memerlukan
engkau untuk bersamaku untuk menegakkan dakwah islam ini, dan aku merelakan
diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markas dakwah dan
tarbiyah islamiyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung, Allahu
Rabbi.
Mencari ilmu agama secara bersama,
marilah kita jadikan pernikahan ini sebagai risalah demi meneruskan perjuangan
Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada
ini, aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat keridhaan dari Allah dan
suamiku.
Hal itu tak lain untuk memudahkan
aku membentuk rumah tangga muslim antara aku, engkau dan anak-anak kita
nantinya untuk dibina dan diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada Allah
SWT. Aku pun hanya akan bercita-cita untuk bisa bergelar pendamping solehah
bagi sang suami, seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW.
"Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu". (QS An Nisa: 1)
Suamiku, Cahaya Mataku..
"Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka". (QS. An Nisaa: 34.)
Aku yakin bahwa engkau adalah
pemimpin untuk diriku dan anak-anakku sebagai pewaris dakwah Islam. Maka,
jadikanlah pernikahan ini sebagai asas pembangunan iman, bukannya untuk
memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu
semata.
Semoga diriku dan dirimu sentiasa
didampingi rahmat dan keridhaanNya. Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan nilai
kesabaran, dan ketabahan. Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah
menuju ke syurga, insya Allah.
Ketahuilah wahai suamiku, bahwa aku
tidak pernah mendambakan mas khawin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta
dalam menilai arti kita dipertemukan Allah atas dasar agama.
Cukuplah maharku adalah sebuah
qalam mulia, Al-Quran, karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtangga
kita untuk meraih keridhaanNya bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya
sementara.
Bantulah aku dalam memperjuangkan
dakwah Allah ini melalui pernikahan, karena ia adalah tempat untuk aku
menyempurnakan separuh daripada agamaku, insyaAllah. Akhlakmu yang terdidik
indah oleh ibu bapa dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada
harta duniawi yang ingin kau sediakan untukku.
Kutitipkan sebagian dari
pengetahuanku melalui buku "Jalan Dakwah" karya Syaikh Mustafa
Masyhur, yang tidak lagi berwujud keborosan dan kebakhilan karena semuanya
berada di dalam sikap qana'ah (berpuas hati dengan apa yang ada), ridha dan
yakin.
Wahai suamiku, Cahaya Mataku..
Lihatlah rumahtangga Rasulullah SAW,
terkadang sebulan pernah dapurnya tidak berasap karena tidak ada bahan makanan
yang dapat dimasak. Namun, walau begitu susahnya, rumahtangga Rasulullah SAW
tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga
hari ini.
Terlalu panjang rasanya aku
mencoretkan tulisan ini. Cukup dahulu aku buat tulisan ini, andai diizinkan aku
akan kembali menitipkankan lagi kiriman bertintakan hati ini. Akhirnya, saya
mohon maaf, biarlah rindu ini ditumpahkan dalam tinta daripada jemu tatkala
kita dipertemukan kembali.
Suamiku, tetaplah disana dalam
pangkuan tarbiyahNya. Tetaplah menjadi Cahaya Mataku, yang meskipun kini
engkau jauh tapi cahayamu tetap menyinariku hingga kita terasa dekat.
Barakallahufikum
Wassalam…