"Sekiranya semua orang yakin
& percaya, jika ahli sedekah adalah ahli Surga, maka kemakmuran di muka
bumi jadi merata. Semua orang akan memberikan sedekah kepada yang lain, apapun
bentuk yang diberikan, yang penting bermanfaat." Dari Iyadh Ibnu Hammad
diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
bersabda,
"Ahli Surga itu ada tiga macam;
- Pertama,
penguasa yang adil, suka bersedekah
& bersikap bijaksana.
- Kedua,
seorang lelaki yang berhati lembut
kepada setiap kerabat dan orang muslim.
- Ketiga,
orang yang memelihara kehormatannya
(dari meminta-minta) dan banyak anaknya.
(HR. Imam Ahmad & Imam Muslim).
"Ahli sedekah adalah ahli
Surga."
- Kalimat ini mengandung dua makna;
- Pertama,
bahwa ahli sedekah mendapatkan
pahala dari Allah berupa Surga kelak di hari kiamat.
- Kedua,
tidak menutup kemungkinan
"Surga" yang dimaksud oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
itu juga dapat dipahami sebagai kebahagiaan di dunia. Setelah seseorang itu melakukan
perbuatan baik, misal menolong atau memberi sedekah kepada orang lain dengan
Ikhlas, maka hati menjadi bahagia. Dalam waktu tertentu pertolongan seseorang
itu akan dibalas oleh orang lain. Disaat mendapatkan kesulitan, tiba-tiba
pertolongan Allah datang kepada seseorang itu, melalui orang lain. Inilah yang
disebut "Surga." di dunia.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam selalu menganjurkan agar para sahabat beliau senantiasa berbuat baik
dengan sarana apa saja yang sahabat miliki. Hal tersebut bertujuan untuk
menanamkan pengertian ke dalam hati sahabat bahwa amal kebaikan itu benar-benar
penting.
Diriwayatkan oleh muslim, bahwa
suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bertanya kepada para
sahabat,
"Siapakah di antara kalian yang
berpuasa hari ini?
Siapakah di antara kalian yang
menjenguk orang sakit pada hari ini?
Di antara sekian sahabat, Abu Bakar
lah yang menjawab."Saya"
Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
Wa sallam menegaskan maksud pertanyaan beliau,
"Tidak sekali-kali pekerti-pekerti
itu terkumpul dalam diri seseorang melainkan dia masuk Surga."
- Ada satu ayat yang menarik :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman
(yang artinya):
"Dan orang yang disempitkan
rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan."
(QS. Ath-Thalaaq: 7)
Ayat yang Sangat indah, namun sangat
susah untuk masuk di nalar manusia. Mengapa ketika seseorang tidak punya /
miskin / kesusahan justru diperintahkan untuk menafkahkan hartanya ke
orang lain? padahal seseorang sedang membutuhkannya (red : hemat)
Tapi sebagai Orang yang beriman
harusnya kita sadar & yakin karena itu adalah Anjuran & Perintah Allah
Subhanahu Wa Ta'ala, dimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjanjikan akan
"memberikan kelapangan sesudah kesempitan".
Mampukah aku menerapkannya di
kehidupanku sehari-hari ?
Masya Allah Laa Quwwata Illa
billah.. Aamiin.
Wallahu'alam...