Siapa yang tidak tahu dengan cicak?
Siapa juga yang tak kenal laba-laba?
Tapi tahukah Anda hanya sedikit
manusia yang belajar dari cicak dan laba-laba. Banyak yang tidak menyadari
bahwa dari kehidupan cicak dan laba kita bisa banyak belajar dari kisahnya.
Cicak dan laba-laba adalah hewan
yang pendek, dan makanannya bisa terbang. Tapi cicak dan laba-laba tidak putus
asa dan tetap berusaha untuk mendapatkan makanannya.
Perbedaan antara cicak dan laba-laba
terlihat saat kedua hewan ini mencari mangsa. Hasil usaha cicak bisa langsung
terlihat setiap kali beraksi. Akan tetapi cicak harus tetap bekerja untuk
bertahan hidup, karena mangsa yang didapat tidak dapat disimpan dan langsung
disantap. Ketika tidur cicak menjadi tidak produktif karena untuk mendapatkan
mangsa cicak harus bekerja.
Kemampuan cicak dalam menangkap
mangsa pun terbatas. Walau ada puluhan nyamuk dihadapannya, cicak hanya bisa menangkap
satu dan melupakan yang lainnya. Jangkauan tangkapannya pun terbatas, karena
hanya mengandalkan mulutnya saja tanpa bantuan alat lain. Dan jika cicak mati,
ia tidak bisa mewariskan apa-apa kepada anaknya, karena cicak menghasilkan saat
bekerja.
Sekarang perhatikan laba-laba.
Laba-laba memerlukan waktu yang cukup lama untuk tahu hasil kerjanya. Karena
laba-laba harus membuat jarring terlebih dahulu, dan harus menunggu apakah
jaringnya menghasilkan tangkapan atau tidak. Tetapi jika jaringnya telah terbentuk,
laba-laba tak perlu bekerja lagi. Walau bersantai, laba-laba bisa mendapat
penghasilan setiap ada serangga yang terjerat dalam jaringnya.
Ketika tidurpun laba-laba tetap
produktif karena laba-laba mendapat penghasilan dari jaringnya. Selama jaringnya
tidak rusak, maka selama itu pula ia bisa mendapat mangsa. Karena menggunakan
alat bantu jaring, laba-laba bisa mendapat lebih dari satu mangsa disaat yang
bersamaan. Jangkauan tangkapannya pun jauh lebih luas dari cicak. Jangkauan
laba-laba terbentang sepanjang jarring yang dibuatnya. Bahkan laba-laba bisa
membuat lebih dari satu jarring di tempat terpisah untuk menambah
penghasilannya. Dan ketika laba-laba mati, ia masih bisa mewariskan ke anaknya
berupa jaring, jika tidak rusak dan juga hasil tangkapan yang disimpan.
Tahukah Anda kisah cicak dan
laba-laba tersebut sama halnya dengan pekerjaan manusia. Cicak menggambarkan
orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja keras, yang diantaranya employee
dan self-employee. Contohnya adalah pegawai, dokter, konsultan, pengacara,
tukang ojeg, pekerja kasar, supir taksi, dll.
Sedangkan laba-laba menggambarkan
orang-orang yang masuk dalam kelompok pekerja cerdas, yang di antaranya
business owner (pengusaha) dan investor.
Para pekerja keras akan mendapat
hasil setiap mereka bekerja. Jika mereka berhenti bekerja otomatis mereka
kehilangan penghasilan.
Berbeda dengan pekerja cerdas.
Pertama yang akan mereka lakukan adalah membangun aset. Walau aset yang mereka
bangun membutuhkan waktu yang lama, bahkan kadang mereka tidak mendapat
penghasilan ketika membangun aset. Tetapi ketika aset yang dibangun tersebut
sudah terbentuk, mereka tak perlu bekerja lagi untuk mendapatkan
penghasilan.Pekerja keras pun tak bisa mewariskan pekerjan mereka kepada
anak-anaknya. Jadi anak-anak mereka harus bekerja dari nol untuk mendapat
penghasilan. Sedangkan pekerja cerdas akan mewariskan anak-anaknya berupa aset
yang terus menghasilkan selama aset tersebut masih terbentuk. Jadi anak-anak
mereka tak perlu bekerja dari bawah lagi untuk mendapat penghasilan.
Jadi pekerja harus bekerja sampai
mati untuk bisa bertahan hidup. Sedangkan para pekerja cerdas akan sulit di
awal, bekerja keras di awal, dan ketika aset telah jadi, mereka bisa
bersantai-santai selama mereka mau tanpa mengurangi penghasilan mereka.