Sahabat Hikmah...
Dunia itu hanyalah bayangan yang
tidak lama lagi akan hilang.
Dunia hanyalah setetes air bila
dibandingkan lautan luas tak bertepi.
Sebanyak apapun yang engkau rengkuh
di di dunia ini,
Maka ia hanya setetes dari lautan
luas di bumi.
Oh tidak, bahkan kurang dari
setetes.
Karena setetes itu adalah untuk
dunia seluruhnya,
Sementara engkau tak memiliki dunia
seluruhnya.
Celakalah Engkau yang menyangka
dunia ini adalah segala-galanya.
Sehingga Engkau mengorbankan apa
saja untuk mendaptkannya.
Ingatlah, dunia yang kau lihat
gemerlap ini
Hanya bayangan...
Hanya setetes air...
Hanya beberapa nafas...
Hanya beberapa tahun...
Dan setelah itu...
Engkau akan memasuki gerbang
keabadian.
Di sana hanya amalanmu...
Yang berguna untuk menggapai
kebahagiaan.
Menuju surga yang dijanjikan...
Yang kenikmatannya...
Tak pernah disaksikan oleh pandangan
mata siapapun,
Tak pernah didengarkan oleh telinga
siapapun jua,
Dan tak pernah terbetik dalam
pikiran dan hati makhluq manapun.
Tapi, di sinilah, di dunia inilah
engkau menyemainya.
Dunia ini adalah ladang akhiratmu.
Di sinilah sumber kebahagiaan dan
keberuntunganmu di akhirat.
Hanya di sini engkau diizinkan
oleh-Nya...
Untuk mengumpulkan bekal yang
menguntungkanmu di sana.
Kalau saja Engkau tahu,
Dunia inilah yang selalu menjadi
angan-angan...
Para penduduk Surga dan Neraka untuk
kembali ke dunia.
Tentang penghuni surga yang
mengangankan kembali ke dunia,
‘Abdullah ibn Mas’ud radhiallahu
‘anhu meriwayatkan :
“ Sesungguhnya para syuhada’ itu
bagaikan burung-burung hijau yang lepas bebas di surga ke mana saja ia mau.
Kemudian ia akan kembali pada pelita-pelita yang bergantungan di ‘arsy. Dan
ketika mereka berada dalam keadaan seperti itu, muncullah Rabb mereka di
hadapan mereka seraya berkata : “Wahai hamba-hambaKu, mintalah kepadaKu apa
saja yang kalian inginkan !”.
Mereka pun berkata : “Wahai Rabb
kami ! Kami meminta padaMu agar Engkau mengembalikan ruh kami ke dalam jasad
kami, lalu Engkau kembalikan kami ke dunia hingga kami dibunuh sekali lagi di
sana (di jalanMu).”
Maka tatkala Allah melihat bahwa
mereka tidak meminta selain hal itu, Dia pun meninggalkan mereka.” ( HR. Muslim)
Allah Ta’ala berfirman tentang
penghuni Neraka :
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat
ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata : “Kiranya kami
dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta
menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah engkau –Muhammad- akan melihat
suatu peristiwa yang memilukan.”
(QS. 6 : 27)
Dalam ayat lain dikatakan :
“Dan mereka (para penghuni
neraka) itu berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami
(ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berbeda dengan
dahulu telah kami kerjakan.”
(QS. 35 : 37)
Sungguh jauh perbedaan antara kedua
angan-angan itu.
Sama-sama berangan untuk kembali
demi melakukan amal shaleh.
Namun yang satu karena merasakan
dahsyatnya siksa neraka,
Sementara yang lain karena telah
merasakan ni’mat yang tiada tiara.
Ada baiknya kita yang masih di
dunia,
Membayangkan kenikmatan surga ...
Agar lebih berusaha keras untuk
melaksanakan perintah-Nya
Dan beramal sunnah untuk menaikkan
derajat di surga.
Juga membayangkan dahsyatnya siksa
neraka...
Agar lebih berusaha keras menjauhi
dosa larangan-Nya
Dan menjauhi sesuatu yang
sia-sia.
Seorang salaf bernama Ibrahim At
Taimy rahimahullah pernah mengatakan :
“Aku membayangkan diriku berada di
dalam surga, memakan buah-buahnya, memeluk bidadari-bidadarinya yang perawan
dan menikmati segala kenikmatannya. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri :
“Wahai diriku ! Apa sesungguhnya yang engkau angan-angankan saat ini ??”.
Ia menjawab : “Aku mengangankan
untuk dikembalikan ke dunia agar aku dapat menambah amal-amal yang menyebabkan
aku mendapatkan semua nikmat ini.”
”Lalu aku membayangkan diriku di
dalam neraka. Dibakar dengan apinya yang menyala-nyala. Dipaksa untuk meminum
air hamim-nya yang dipenuhi darah dan nanah. Dan memakan buah zaqqum-nya yang
menjijikkan.”
Maka aku berkata pada diriku
sendiri : “Apakah yang engkau inginkan saat ini ??”
Ia menjawab : “Aku ingin
dikembalikan ke dunia lagi agar aku dapat mengerjakan amalan yang dapat
menyelamatkan aku dari siksaan yang mengerikan ini.”
(Setelah membayangkan itu semua),
akupun berkata pada diriku sendiri :
“Wahai diriku ! Engkau telah
mendapatkan angan-anganmu itu. (Kini engkau masih berada di dunia), maka
segeralah beramal !”.
Sahabat Hikmah...
Sadarilah bahwa masa hidup kita
sungguh terbatas.
Nafas kita hanya berbilang.
Setiap tarikan dan hembusan nafas...
Tak lebih dari sebuah pertanda...
Bahwa usia kita di dunia telah
berkurang.
Sungguh sangat singkat usia duniawi
kita ini.
Karenanya...
Setiap penggalan bahkan setiap
bagian terkecilnya
adalah permata yang tak ternilai dan
tiada bandingnya.
Ingatlah...
Bahwa dengan kehidupan yang singkat
ini...
Akan terjadi sebuah kehidupan yang
abadi,
Abadi dalam kenikmatan
Atau abadi dalam azab yang penuh
pedih-perih.
Bila kita mencoba membandingkan
Kehidupan dunia ini dengan kehidupan
akhirat,
Akan sadarlah kita...
Bahwa setiap nafas itu berbanding
lebih besar
daripada beribu-ribu tahun di
akhirat,
Entah itu dalam kenikmatan yang tak
berbatas atau sebaliknya.
Karenanya jangan sia-siakan permata
umurmu...
Tanpa melakukan suatu amalan
kebaikan.
Jangan engkau biarkan ia pergi...
Tanpa mendapatkan balasan yang
setimpal.
Untuk menaikkan derajatmu di surga
Atau menjauhkanmu dari siksa neraka.
Bersungguh-sungguhlah...
Agar setiap tarikan nafasmu tak
pernah kosong...
Dari keshalehan dan taqarrub
padaNya.
Sebab jika engkau kehilangan sebutir
permata duniamu,
Betapa sedihnya hatimu…
Apalagi jika yang hilang adalah
permata akhiratmu ?
Bagaimana mungkin engkau tega
menyia-nyiakan,
Dan membuang detik-detikmu begitu
saja ?
Bagaimana mungkin engkau
‘tenang-tenang’ saja,
Padahal semakin banyak jejak-jejak
usiamu di dunia ini yang terhapus ?
Bayangkanlah jeritan penyesalan para
penghuni neraka itu.
Air mata darah sekalipun tak brguna
untuk kembali ke dunia.
Sahabat Hikmah...
Kini, aku dan kau masih di sini.
Yah, masih di dunia fana ini.
Tempat kita menyemai tanaman
akhirat.
Maka segeralah bertaubat dan beramal
!