Mengenai Saya

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia
Uhibbuka Fillah...

Laman

Selasa, 30 November 2010

CINTA DAN JODOH (5)


Seorang wanita membatalkan pernikahannya dengan seorang pria yang menjadi pacarnya setelah mereka berdua mendatangi seorang peramal tersohor di kotanya. Saat ditanya oleh temannya kenapa dia membatalkan rencana pernikahannya itu, dengan ringannya dia menjawab,



“Oleh peramal, saya diramal bahwa kelak saya akan mempunyai dua orang anak, dan mantan pacar saya akan mempunyai empat orang anak. Nah kalau kami menikah, lalu yang dua lagi itu anak siapa?”
Begitu kurang lebih joke yang pernah saya baca di sebuah harian nasional beberapa saat yang lalu, sebuah joke ringan yang cukup membuat saya tertawa geli ketika membacanya.
Joke diatas mungkin adalah hal yang kerap terjadi jika dua insan yang sedang asyik memadu kasih tanpa dasar iman dan ilmu yang baik tapi berencana akan menikah, lalu datanglah mereka berdua ke peramal dengan tujuan minta untuk diramal. Sebuah tipu daya setan yang cukup ampuh untuk mereka, yaitu berpacaran dan datang ke peramal berdua (berkholwat). Lalu kalau hasilnya buruk seperti joke di atas, pertengkaran hebat bisa-bisa mewarnai hubungan mereka. Wow, luar biasa cerdiknya setan dalam menyesatkan mereka. Peramalnya sudah sesat, menyesatkan pula. Benar-benar Luar biasa!
Lalu apakah yang disesatkan hanya mereka yang tidak beriman dan berilmu seperti halnya wanita dan pacarnya di atas? Jelas tidak, orang-orang yang beriman dan berilmu pun akan menjadi sasaran empuk setan dan kroni-kroninya untuk disesatkan secara perlahan-lahan, termasuk para aktivis dakwah yang notabene sudah memiliki kadar iman dan ilmu yang baik, juga akan menjadi target dan sasaran setan selanjutnya. Tentu cara setan akan berbeda antara menyesatkan orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu.
Seperti sudah pernah saya singgung di bagian sebelumnya, yaitu di CINTA DAN JODOH (4),  bahwa setan itu pintar. Ya betul, memang setan itu pintar, bahkan jauh lebih pintar dari kita, manusia, yang kadang merasa pintar dari orang lain yang sebenarnya jauh lebih pintar dari kita. Dan tak jarang juga kita, manusia, merasa pintar dan sok bisa memintarkan orang, padahal hakikatnya kita sendirilah yang seharusnya dipintarkan, agar tak mudah disusupi oleh setan yang memang pintar-pintar.
Demikian halus tipu daya setan hingga orang yang beriman dan berilmu pun dapat disesatkannya juga. Misalnya para aktivis dakwah yang begitu rajin dan bersemangat dalam kegiatan dakwahnya. Entah di sekolah, kampus, masyarakat atau di lembaga / organisasi-organisasi dakwah manapun, setan akan selalu mengintai dan berusaha menyesatkan mereka. Setan akan selalu jeli mencari celah kelemahan manusia hingga manusia benar-benar tersesat dibuatnya. Kecuali mereka yang benar-benar beriman dan berserah diri pada Allah-lah yang akan selamat dari bisikan-bisikan mautnya setan.
 “Trisno jalaran seko kulino”, demikian orang Jawa menyebutnya, atau yang artinya cinta datang karena terbiasa. Hal ini juga yang tak kalah serunya untuk diperhatikan oleh para aktivis dakwah, yaitu datangnya virus merah jambu alias cinta, karena terbiasa berdakwah bersama-sama dalam satu organisasi. Wajar rasa cinta itu datang, tapi menjadi tak wajar manakala rasa cinta itu mengubah segalanya.


Awas hati-hati bisa jadi rasa cinta itu muncul karena hembusan sesat setan yang terkutuk.
Awalnya semua kegiatan dakwah dilakukan benar-benar diniatkan untuk Allah semata oleh para aktivis dakwah, entah datang ke majelis ta’lim, menghadiri kegiatan-kegiatan dakwah, mengikuti kajian-kajian keislaman, ataupun seabrek kegiatan dakwah yang lainnya. Tapi kalau cinta sudah menyerang, apalagi dalam stadium akut alias cinta setengah mampus, maka bisa-bisa semua hal di atas yang tadinya murni diniatkan karena Allah semata, berubah niatnya menjadi karena  si doi, apalagi kalau si doi adalah lawan jenis yang disukai dan dicintainya yang selalu rutin hadir dalam aktivitas dakwah tersebut. Tak pelak, rasa tak ikhlas alias riya’ jadi merajalela dalam hati walau tanpa disadarinya. Ingin dipuji, ingin dianggap soleh, ingin diperhatikan, dan segenap rasa ingin lainnya datang menjangkiti hati serta merusak kemurnian niatnya. Luar biasa, tanpa disadarinya lagi-lagi setan hadir dan berhasil menyesatkannya.
Lalu dalam suatu kesempatan, diungkapkannyalah rasa cinta itu kepada si doi atau kepada lawan jenis yang dicintainya. Ya kalau diterima dan mau diajak menikah, kalau ditolak bagaimana? Bisa-bisa berlakulah plesetan pepatah berikut, “Maksud hati ingin memeluk gunung, tapi apa daya gunung meletus”, maksud hati ingin mengungkapkan cinta, tapi apa daya cinta ditolak. Hahaha…Hancurlah hatinya, kasiaaan deh lo!
Di sinilah akan muncul buah simalakama, setan dengan segala kepintarannya akan merayu dan membujuknya. Kalau diterima cintanya, berarti kemungkinan untuk berbuat yang dilarang agama akan lebih besar lagi karena belum menikah, entah apapun itu bentuknya, termasuk riya’ seperti yang dijelaskan di atas. Sementara kalau ditolak, jadi malaslah ia untuk datang ke berbagai kegiatan dakwah seperti yang telah diikutinya selama ini, karena tak ada lagi semangat dan gairah untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Masya Allah, pintar sekali cara setan untuk menyesatkan manusia. Benar-benar pintar.
Lalu di sisi yang lain coba kita lihat pula jebakan setan yang menyesatkan para dai, kita ambil contoh orang-orang yang membantu menyebarkan agama Allah dengan memberi ceramah dimana-mana, atau orang yang mengajarkan ngaji seperti baca tulis Al-Qur’an, dsb. Sekali lagi setan itu pintar, sangat-sangat pintar.
 Kalau memberi ceramah niatnya lurus karena Allah sih tidak apa-apa, tapi kalau ceramahnya karena ingin dipuji, ingin mencari popularitas dan ingin mendapat sanjungan, wah riya’ kan jadinya. Terus bagaimana dengan orang yang mengajarkan ngaji seperti baca tulis Al-Qur’an? Mengajarkan Al-Qur’an nya memang betul, tapi kalau mengajarkannya dengan niat untuk mencari uang, kemudian biar dianggap pandai kan riya’ lagi itu namanya. Apalagi kalau murid yang diajarkannya adalah lawan jenis yang bukan mahrom, terlebih cuma berdua (privat di rumah-rumah misalnya), berkholwat lagi kan jadinya karena tidak didampingi mahromnya, bisa-bisa bukan pahala yang didapat, tapi justru dosa yang diembat. Hebat kan setan?



Di tulisan berikutnya insya Allah akan kita bahas tentang apa yang harus kita lakukan manakala cinta hadir meresap dalam hati dan bagaimana pula ikhtiar yang harus dilakukan untuk mendapatkan jodoh idaman hati.

Jadi ditunggu saja, insya Allah
Walloohu a’lam bishshowab….

http://www.facebook.com/notes/setetes-peluh-perjuangan/cinta-dan-jodoh-5/178839192132484